Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriminalisasi Pimpinan KPK, Kegaduhan yang Sengaja Diciptakan

Kompas.com - 10/11/2017, 22:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo melihat dari kacamata politik bahwa kriminalisasi terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh pengacara Setya Novanto merupakan kegaduhan politik yang sengaja diciptakan.

Tujuannya adalah menciptakan instabilitas politik dan sasarannya tak lain adalah mendelegitimasi KPK dan akhirnya Presiden Joko Widodo.

Ari melihat, sejak Jokowi menjadi presiden 2014, ada upaya terus-menerus penggerusan kinerja KPK.

"Banyak sekali upaya sampai terakhir pembentukan pansus, dan hari ini kriminalisasi KPK, karena ketua dan komisionernya dipolisikan ke Bareskrim," kata Ari dalam diskusi di Formappi, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Sejak Jokowi menjadi presiden, kegaduhan politik memang terus terjadi.

Menurut Ari, kegaduhan politik semakin menguat karena pembelahan terjadi di masyarakat, di aparat penegak hukum, bahkan di kabinet.

(Baca juga: Pengacara Novanto Laporkan Pimpinan dan Penyidik KPK ke Bareskrim)

Di masyarakat, faksi-faksi politik muncul di kalangan elit partai dan masyarakat karena perbedaan preferensi politik hingga kepentingan.

"Saya mensinyalir juga ada faksi-faksi juga dalam KPK, TNI dan Polri. Sehingga kasus terakhir pembentukan TGPF saja, KPK tidak satu suara," katanya.

Di Polri, ada indikasi faksi-faksi karena Kapolri Jenderal Tito Karnavian sendiri mengatakan tidak tahu detil proses yang terjadi di Bareskrim terkait penyidikan dua pimpinan KPK.

Ari menduga, faksi-faksi yang terjadi inilah yang bermain dalam turbulensi politik.

Sedangkan di kabinet, keluarnya Instruksi Presiden Nomor 7/2017 juga menunjukkan munculnya faksi-faksi.

"Bahkan untuk urusan kesatuan suara, perlu diinpreskan," ucap Ari.

Keluarnya Inpres 7/2017 menunjukkan bahwa kontrol politik formal Presiden terhadap tujuh partai yang ada di dalam pemerintahan belum berbanding lurus dengan kelompok kepentingan eksisting yang punya agenda politik.

"Sehingga di luar isu penegakkan hukum, saya melihatnya lebih kepada kegaduhan politik yang sengaja diciptakan. Kriminalisasi pimpinan KPK menjadi bagian dari delegitimasi KPK, tetapi juga diarahkan kepada Presiden," katanya.

Kompas TV Pemeriksaan saksi sudah melibatkan anggota DPR, swasta, dan pegawai kementerian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com