JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bos Gunung Agung, Made Oka Masagung, mengaku pernah menerima uang 1,8 juta dollar AS dari Biomorf Mauritius.
Anehnya, Oka tidak ingat keperluan uang tersebut diberikan kepadanya.
Hal itu terungkap saat Oka bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Oka bersaksi dalam sidang kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
"Iya, tapi saya baru ingat setelah diberitahu penyidik. Saya sudah kasih bank statement pada penyidik," ujar Oka kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelum persidangan, Oka sempat menunjukkan surat keterangan rumah sakit yang menyatakan bahwa kesehatannya terganggu.
Pascamendapat perawatan rumah sakit, Oka mengalami gangguan atensi memori dan kelancaran berbahasa.
Kepada jaksa, Oka bahkan tidak dapat mengingat uang 1,8 juta dollar AS tersebut digunakan untuk apa.
Padahal, menurut jaksa, uang tersebut langsung ditarik melalui cek dan transfer, tak lama setelah dikirim ke rekening Bank OCBC atas nama OEM Investment, perusahaan milik Oka di Singapura.
Menurut jaksa, uang dari perusahaan yang diwakili Johannes Marliem tersebut dikirim pada 14 Juni 2012.
Dalam catatan keuangan, pengiriman uang tersebut ditulis untuk keperluan software development.
Namun, yang membuat jaksa heran, Oka mengatakan bahwa perusahaannya tidak ada yang berhubungan dengan sistem IT dan software (perangkat lunak).
"Saya juga lupa. Bingung saya," kata Oka.
Nama Made Oka Masagung muncul dalam beberapa persidangan kasus korupsi e-KTP. Oka pernah menerima 2 juta dollar AS dari Anang Sugiana Sudihardjo, selaku Direktur Utama PT Quadra Solution.
PT Quadra merupakan salah satu perusahaan anggota konsorsium yang mencetak e-KTP.
Nama Anang juga disebut-sebut dekat dengan Setya Novanto yang saat ini menjabat Ketua DPR RI.
Jaksa menduga ada kaitan antara uang-uang yang diterima Oka dengan Setya Novanto.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.