JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang terbaru belum tentu sesuai dengan hasil pemilu 2019.
Dalam survei tersebut Presiden Jokowi mampu mengungguli Prabowo di Jawa Barat jika pemilu diadakan sekarang. Padahal pada pemilu 2014 Prabowo unggul dari Jokowi di Jawa Barat.
"Ya saya kira gini ya. Kalau survei yang ada ini, tidak menggambarkan apapun karena kan belum ada kandidat presiden. Yang ada baru meraba. Dan membadingkan antara petahana dan bakal calon yang lain, itu menurut saya tidak kompatibel, tidak apple to apple," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/11/2017).
Ia pun meyakini jika Prabowo resmi menjadi calon presiden dan kembali bertarung dengan Jokowi di pemilu 2019, warga Jawa Barat akan memilih Prabowo.
(Baca juga : Bantah Survei SMRC, Gerindra Sebut Elektabilitas Prabowo Naik di Jabar)
Sebab, kata dia, saat ini ia menilai masyarakat tengah merasakan kesulitan hidup yang berkepanjangan.
Fadli menambahkan, meskipun pemerintah mengklaim berbagai keberhasilan melalui berbagai statistik, hal itu tak bisa mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan.
"Oh saya yakin kalau Pak Prabowo maju dan nanti berkompetisi dengan Pak Jokowi, saya yakin Jawa Barat akan memenangkan Pak Prabowo. Siapapun kepala daerahnya. Kami melihat trennya seperti itu," lanjut dia.
Tingkat dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo di wilayah Jawa Barat meningkat. Di Jabar, elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibanding Prabowo Subianto.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
"Pasca-Pemilihan Presiden 2014, kecenderungan dukungan untuk Jokowi terus menguat, baik dalam simulasi pertanyaan spontan maupun head to head dengan Prabowo," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di kantor SMRC, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Secara top of mind, jika pilpres digelar saat ini, responden di Jabar paling banyak menyebut nama Jokowi dengan 25,7 persen.
Adapun Prabowo Subianto mendapat 22,0 persen, Susilo Bambang Yudhoyono 1,3 persen, dan nama lainnya masih di bawah 1 persen.
Sementara 45,5 persen responden tidak menyebutkan calon presiden yang akan dipilih.
"Jokowi mendapatkan dukungan terbanyak, bersaing ketat dengan Prabowo dan nama-nama lain di bawah 2 persen," kata Djayadi.