Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus 88 Akan Temui Otoritas Filipina Terkait Penangkapan Istri Pimpinan Maute

Kompas.com - 06/11/2017, 12:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror akan berangkat ke Filipina untuk bertemu dengan kepolisian setempat.

Mereka akan menindaklanjuti penangkapan Minhati Madrais di Tubod Iligan City, Filipina, Minggu (5/11/2017).

Minhati merupakan istri salah satu pemimpin kelompok Maute, Omar Khayam, yang tewas dalam operasi militer Filipina di Marawi.

"Densus berencana mendalami data dari sini dan akan melakukan pendalaman ke Filipina. Lebih cepat lebih baik," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Baca: Aparat Filipina Tangkap WNI Istri Pemimpin Maute Group

Menurut rencana, tim berangkat ke Filipina pada Selasa.

Polisi masih mendalami peran Minhati dalam aksi yang dilakukan kelompok Maute.

"Kami dalami sejauh mana peran yang bersangkutan dalam kegiatan di Marawi," kata Setyo.

Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano (tengah) membawa foto Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute yang tewas dalam baku tembak dengan tentara.FERDINANDH CABRERA / AFP Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano (tengah) membawa foto Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute yang tewas dalam baku tembak dengan tentara.
Setyo mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh, Minhati masuk ke Filipina pada 2015. Kedatangannya saat itu resmi dengan paspor yang tercatat di Imigrasi.

Namun, Setyo memperkirakan Minhati sudah menetap lebih lama dari itu.

"Namun, kalau dilihat anaknya sudah enam, pasti lebih lama dari itu," kata Setyo.

Sebelumnya diberitakan, Minhati ditangkap bersama enam anaknya di Tubod Iligan City, Filipina.

Bersamaan dengan penangkapan itu, aparat Filipina menyita sejumlah material yang biasa ditemukan pada bom, yakni empat blasting cap, alat yang ditancapkan pada bahan peledak yang berfungsi sebagai penghantar pemicu ledakan.

Baca juga: Menhan Filipina: Pimpinan Abu Sayyaf dan Maute Tewas di Marawi

Selain itu, aparat juga menemukan dua detonating cord (kabel detonator) dan satu time fuse. Aparat juga menemukan paspor yang telah habis masa berlakunya.

Menurut catatan imigrasi Filipina, Minhati tiba di Manila pada 2015. Ia sempat mengajukan perpanjangan visa. Akan tetapi, pada saat tenggat waktu berlakunya visa pada 30 Januari 2017, ia tidak lagi melapor.

Saat ini, Minhati bersama anak-anaknya berada di kantor polisi Tubod Iligan City untuk menjalani pemeriksaan.

Kompas TV Setelah dibebaskan kemarin, warga Kota Marawi mulai kembali ke rumah mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com