JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus 88 Antiteror akan berangkat ke Filipina untuk bertemu dengan kepolisian setempat.
Mereka akan menindaklanjuti penangkapan Minhati Madrais di Tubod Iligan City, Filipina, Minggu (5/11/2017).
Minhati merupakan istri salah satu pemimpin kelompok Maute, Omar Khayam, yang tewas dalam operasi militer Filipina di Marawi.
"Densus berencana mendalami data dari sini dan akan melakukan pendalaman ke Filipina. Lebih cepat lebih baik," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Baca: Aparat Filipina Tangkap WNI Istri Pemimpin Maute Group
Menurut rencana, tim berangkat ke Filipina pada Selasa.
Polisi masih mendalami peran Minhati dalam aksi yang dilakukan kelompok Maute.
"Kami dalami sejauh mana peran yang bersangkutan dalam kegiatan di Marawi," kata Setyo.
Namun, Setyo memperkirakan Minhati sudah menetap lebih lama dari itu.
"Namun, kalau dilihat anaknya sudah enam, pasti lebih lama dari itu," kata Setyo.
Sebelumnya diberitakan, Minhati ditangkap bersama enam anaknya di Tubod Iligan City, Filipina.
Bersamaan dengan penangkapan itu, aparat Filipina menyita sejumlah material yang biasa ditemukan pada bom, yakni empat blasting cap, alat yang ditancapkan pada bahan peledak yang berfungsi sebagai penghantar pemicu ledakan.
Baca juga: Menhan Filipina: Pimpinan Abu Sayyaf dan Maute Tewas di Marawi
Selain itu, aparat juga menemukan dua detonating cord (kabel detonator) dan satu time fuse. Aparat juga menemukan paspor yang telah habis masa berlakunya.
Menurut catatan imigrasi Filipina, Minhati tiba di Manila pada 2015. Ia sempat mengajukan perpanjangan visa. Akan tetapi, pada saat tenggat waktu berlakunya visa pada 30 Januari 2017, ia tidak lagi melapor.
Saat ini, Minhati bersama anak-anaknya berada di kantor polisi Tubod Iligan City untuk menjalani pemeriksaan.