Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2017, 14:49 WIB
|
EditorDiamanty Meiliana

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak PT Kereta Api Indonesia berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengenai masalah aset yang dikuasi pihak lain.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, dalam pertemuan ini pihaknya meminta pendampingan dari KPK dalam pengembalian aset perusahaan negara tersebut.

"Ya kita minta diasistensi atau didampingi terus mengembalikan aset-aset negara ini," kata Edi, usai pertemuan dengan pimpinan KPK di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Edi menyebut, kendala pengembalian aset tidak hanya terjadi di pulau Jawa saja, tetapi di luar Jawa. Misalnya, pengembalian aset di Medan, Lampung, Semarang dan Madiun.

"Harapan kami, jika aset-aset ini bisa kita tata kembali maka angkutan massal yang berbasis rel kereta api yang dikehendaki pemerintah ini bisa berjalan dengan lancar," ujar Edi.

Edi tidak menyebut rinci aset apa yang perlu dikembalikan dalam waktu dekat. Namun, lanjut dia, ada dua kategori, yakni aset yang kasusnya sudah masuk ke ranah hukum dan yang hanya perlu upaya penertiban.

Khusus yang sudah masuk ke ranah hukum, pihaknya berharap lewat pendampingan dari KPK masalahnya bisa terselesaikan.

"Karena ujungnya ini kan digunakan untuk kepentingan pelayanan kepada masyarakat," ujar Edi.

Menurut Edi, PT KAI sudah membangun kerja sama dengan KPK sejak 2012. Kerja sama dengan KPK ini terus dilakukan mengingat layanan kereta api yang terus meningkat.

Baca juga : (Aset Dikuasai Pihak Lain, PT KAI Minta Bantuan KPK)

"Ini kan meningkatnya terus kebutuhan untuk kemudian pelayanan kepada masyarakat maka aset-aset ini kita coba tata kembali dan rapikan," ujar Edi.

Sebelumnya, para pejabat PT Kereta Api Indonesia mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Mereka berkoordinasi dengan KPK terkait aset yang dikuasai pihak lain.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, PT KAI berkoordinasi dengan KPK untuk kebutuhan penyelamatan dan penertiban barang milik negara.

"Koordinasi KPK dan KAI dilakukan untuk menyampaikan progres penyelesaian permasalahan aset tetap milik PT Kereta Api Indonesia," kata Febri, melalui keterangan tertulis, Jumat (3/11/2017).

Febri mengatakan, terdapat persoalan selama ini karena sejumlah aset-aset PT KAI dikuasai oleh pihak lain.

"Karena hal tersebut merupakan aset negara maka KPK tentu perlu membantu. Kegiatan penyelamatan aset negara ini juga dilakukan untuk sejumlah institusi lain," ujar Febri.

Kompas TV Pasca pencurian dan satu pelakunya ditangkap PT KAI Daop 5 Purwokerto semakin meningkatkan pengamanan baik di loket masuk maupun di dalam kereta api.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Juni Memperingati Hari Apa?

Nasional
Update 5 Juni 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 231 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.808.768

Update 5 Juni 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 231 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.808.768

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Nilai Sudah Waktunya Indonesia Beralih ke Listrik Berbasis Nuklir

Wapres Ma'ruf Amin Nilai Sudah Waktunya Indonesia Beralih ke Listrik Berbasis Nuklir

Nasional
Beda dengan Demokrat, PKS: Ganjar dan Prabowo Belum Ada Cawapres tapi Elektabilitasnya Naik

Beda dengan Demokrat, PKS: Ganjar dan Prabowo Belum Ada Cawapres tapi Elektabilitasnya Naik

Nasional
Uang Suap Jual Beli Jabatan Eks Bupati Pemalang Mengalir ke Partai

Uang Suap Jual Beli Jabatan Eks Bupati Pemalang Mengalir ke Partai

Nasional
Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Periksa Stafsus Johnny G Plate dam 2 Dirjen Kominfo

Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Periksa Stafsus Johnny G Plate dam 2 Dirjen Kominfo

Nasional
Tanggal 7 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni Memperingati Hari Apa?

Nasional
PAN Klaim Banyak yang Inginkan Duet Airlangga-Zulhas, tapi Pilpres Harus Menang

PAN Klaim Banyak yang Inginkan Duet Airlangga-Zulhas, tapi Pilpres Harus Menang

Nasional
Ingkar Revisi Aturan soal Caleg Perempuan, KPU Dianggap Bohongi Publik

Ingkar Revisi Aturan soal Caleg Perempuan, KPU Dianggap Bohongi Publik

Nasional
Soal Desakan Demokrat, Tim Anies Bicara Tekanan yang Dihadapi Koalisi

Soal Desakan Demokrat, Tim Anies Bicara Tekanan yang Dihadapi Koalisi

Nasional
Tak Revisi Aturan yang Ancam Caleg Perempuan, KPU Dianggap Lebih Patuhi DPR daripada UU

Tak Revisi Aturan yang Ancam Caleg Perempuan, KPU Dianggap Lebih Patuhi DPR daripada UU

Nasional
Banyak Polemik, Menag Susun Izin Pendirian Rumah Ibadah Cukup Rekomendasi Kemenag

Banyak Polemik, Menag Susun Izin Pendirian Rumah Ibadah Cukup Rekomendasi Kemenag

Nasional
Prabowo dan Menhan Jerman Bahas Kerja Sama Pengadaan Kapal Selam AL

Prabowo dan Menhan Jerman Bahas Kerja Sama Pengadaan Kapal Selam AL

Nasional
Prabowo Banyak Dipilih Warga NU Jadi Capres, PDI-P: Survei Bukan Patokan

Prabowo Banyak Dipilih Warga NU Jadi Capres, PDI-P: Survei Bukan Patokan

Nasional
Terima Deputi PM Australia, Wapres Minta Kerja Sama Ekonomi Dimaksimalkan

Terima Deputi PM Australia, Wapres Minta Kerja Sama Ekonomi Dimaksimalkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com