JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono mulai gencar melakukan pertemuan dengan berbagai tokoh politik tanah air beberapa waktu belakangan ini.
Tak hanya itu, putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyno itu kerap melakukan perjalanan ke berbagai kota di Indonesia untuk menyapa warga setempat.
Apa yang sebenarnya yang sedang dilakukan AHY?
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai safari politik yang dilakukan oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak lepas dari upaya untuk mencari peluang maju di Pilkada serentak 2018 sekaligus Pemilu 2019.
Menurut Haris, safari politik itu mau tak mau harus dilakukan AHY tersebut untuk mencari peluang dicalonkan atau mencalonkan diri pada dua kontestasi demokrasi yang akan datang.
Apalagi beberapa waktu lalu sudah ada kelompok relawan yakni President Republic of Indonesia atau Pro-1 (Pro-One) mendukung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan AHY maju di Pilpres 2019.
(Baca: Apa Sinyal di Balik Pertemuan Jokowi-SBY dan JK-AHY?)
"AHY kan sudah mundur dari TNI. Jadi dia harus cari peluang di politik," kata Haris.
Kata Haris, safari politik itu perlu dilakukan AHY agar semakin dikenal oleh masyarakat luas di berbagai wilayah tanah air. Tak hanya di DKI Jakarta semata, lantaran pernah ikut Pilkada Ibu Kota yang lalu.
"Safari politik diperlukan agar publik makin mengenalnya. Biarkan publik yang menilai layak atau tidak. Kita tidak berhak melarang orang bersafari," kata dia.
Rabu malam (31/10/2019) AHY bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut disebut merupakan pertemuan lanjutan dari silahturahmi AHY dengan sejumlah tokoh sebelumnya seperti Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.