Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Anak Muda, Berhentilah Pakai Vape

Kompas.com - 01/11/2017, 18:28 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Tindak Pin­dana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes John Turman Pan­jaitan menilai, beredarnya liquid rokok elektrik (vape) yang mengandung narkoba tidak terlepas dari gaya hidup anak muda zaman sekarang yang banyak menggunakan rokok jenis ini.

"Dari gaya hidup electric cigaret generasi muda, mahasiswa paling banyak menyalahgunakan ini. Itu dilihat oleh pangsa pasar luar negeri. Lalu dicampurkanlah vape ini (dengan narkoba)," jelas kata John dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Dalam kesempatan tersebut, John merilis terungkapnya sejumlah kasus dimana liquid vape dicampur dengan Narkoba.

 

Baca juga : Polisi Amankan Puluhan Liquid Vape dari Belanda yang Mengandung Narkoba)

Ada Liquid yang diimpor dari Belanda bermerk Dvtch Amsterdam yang diimpor dari Belanda.

Ada pula liquid narkoba yang diproduksi oleh sindikat di dalam negeri.

Menurut John, kandungan narkoba Cannabinoid yang ada di liquid vape tersebut bisa membuat penggunanya berhalusinasi, ketagihan dan dalam jangka panjang akan merusak generasi muda di Indonesia

(Baca juga : Polisi Tangkap Sindikat Pembuat Liquid Vape dan Tembakau Narkoba)

Menurut John, hal ini menjadi catatan penting agar generasi penerus bangsa jangan sampai mengonsumsi narkoba jenis apapun. Termasuk narkoba dalam bentuk liquid vape.

Apalagi, John mengakui pihaknya tidak bisa memastikan satu per satu apakah liquid yang beredar saat ini aman dari narkoba atau tidak.

"Jadi saya imbau para mahasiswa-mahasiswi, para anak muda, yang masih gunakan vape, berhenti lah. Karena begitu tergantungan dengan vape, lama-lama akan dicampur dengan narkoba jenis cannabinoid," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com