SURABAYA, KOMPAS.com - Kementerian Sosial melalui Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat telah mengirimkan sembilan nama pejuang yang akan disaring untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Untuk tahun 2017, ada 3-4 nama yang dinilai memenuhi syarat perolehan gelar.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Hartono Laras menyebutkan, salah satu pejuang termasuk dalam tiga nama tersebut adalah Laksamana Malahayati.
"Yang mengusulkan adalah Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Mereka kerja sama dengan Pemprov Aceh," kata Hartono di Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/10/2017).
Malahayati yang bernama asli Keumalahayati merupakan salah satu perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh.
Baca: Laksamana Perempuan Pertama Asal Aceh Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pernah menyebut bahwa pada abad ke-15, Malahayati merupakan lulusan akademi angkatan laut di Aceh.
Malahayati, kata Gatot, menusukkan senjata rencongnya kepada laksamana musuh.
Menurut Gatot, Malahayati juga seorang perempuan yang bertugas sebagai intelijen kerajaan.
Menurut informasi, Malahayati merupakan orang yang membunuh Cornelis de Houtman, dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada peperangan Inong Balee tanggal 11 September 1599.
Baca: KH Muhammad Zainudin Abdul Majid Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
TNI Angkatan Laut berencana membuat film tentang Laksamana Malahayati.
Sesuai prosedur, tim yang dibentuk Kemensos melakukan pengkajian dan penelitian terhadap sosok pejuang yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional.
Hasilnya, nama-nama tersebut akan diserahkan Menteri Sosial kepada Dewan Gelar Tanda Jasa dan Kehormatan.
Selanjutnya, Dewan tersebut akan mengkaji usulan dan menyampaikan kepada Presiden. Apabila disetujui, maka penganugerahan gelar akan ditetapkan melalui keputusan presiden.
Menurut Hartono, umumnya penganugerahan gelar pahlawan nasional dilakukan pada rangkaian peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.