Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Golkar Akhirnya Memilih Ridwan Kamil...

Kompas.com - 30/10/2017, 09:29 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan resmi Partai Golkar kepada Ridwan Kamil untuk Pilkada Jawa Barat 2018 menjadikan Wali Kota Bandung itu sebagai bakal calon dengan sokongan partai politik terbanyak.

Tercatat, empat partai telah mendeklarasikan dukungannya kepada Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Empat partai itu adalah Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar.

Jika dihitung, dukungan empat partai itu berjumlah 38 persen kursi DPRD Jawa Barat. Angka yang lebih dari cukup untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.

Baca: Golkar Dukung Ridwan Kamil, Harga Diri Dedi Mulyadi Dipertaruhkan

Sesuai UU, syarat pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur adalah 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara sah di provinsi.

Sekjen Golkar Idrus Marham mengumumkan secara resmi partainya mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa BaratKompas.com/Rakhmat Nur Hakim Sekjen Golkar Idrus Marham mengumumkan secara resmi partainya mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, partainya selalu mengedepankan hasil survei untuk megusung kepala daerah.

Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Ridwan Kamil jauh di atas Bupati Purwakarta yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Berdasarkan survei Poltracking Indonesia pada Juni lalu, Emil berada pada peringkat pertama dengan angka 21,38 persen. Sementara, Dedi Mulyadi berada di posisi kedua di angka 4,88 persen.

Baca: Ridwan Kamil Tak Ingin Terlalu Bergantung pada Mesin Politik Partai

Keputusan Golkar mengusung Ridwan Kamil cukup mengejutkan. Sebelumnya, Golkar sudah menyatakan menutup pintu bagi Emil, dan akan menjajaki koalisi dengan PDI Perjuangan. 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2017).KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2017).
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyebutkan, keengganan mengusung Emil karena yang bersangkutan telah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur tanpa penjajakan terlebih dulu dengan partainya. 

Selain itu, ia menilai, kepemimpinan Emil di Bandung belum berhasil menghadirkan perubahan secara sistemik. 

Kemudian, nama Dedi muncul sebagai calon gubernur yang berpotensi diusung Golkar dan PDI Perjuangan. 

Baca juga : PPP Tegaskan Kursi Pengusung Ridwan Kamil Sudah Cukup Tanpa Golkar

Hasto mengatakan, Dedi merupakan sosok yang satu visi dengan partai berlambang banteng itu.

Ia menilai, Dedi dan PDI-P sejalan ingin menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang bertumpu pada kebudayaan dan kearifan lokal.

Setelah "ditinggal" Golkar, PDI-P berencana menyandingkan Dedi dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Hasto menilai, duet Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar merupakan gabungan kekuatan nasionalis dan Islam di Jawa Barat.

Tergantung Megawati

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, menilai, pilihan ini belum final, termasuk soal PDI-P tak akan mendukung Emil. Sebab, keputusan akhir ada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri.

"Saya tidak bisa mengatakan PDI-P pasti tidak mendukung Emil. Bisa saja seperti di DKI, dukungan kepada Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) juga diberikan atas izin ketua umum di detik-detik terakhir," kata Qodari, saat dihubungi, Minggu (29/10/2017) malam.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M QodariKOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari

Bahkan, kata dia, di DKI, para kader PDI-P sudah menunjukkan sikap penolakan terhadap Ahok.

Qodari mengatakan, Jawa Barat merupakan provinsi strategis untuk dimenangkan demi menunjang kesuksesan di Pemilu 2019. Hal ini pasti akan menjadi pertimbangan partai. 

Jika dibandingkan Jawa Timur dan Jawa Tengah, pemilih Jawa Barat tidak terkotak-kotak dalam basis agama dan kelompok sosial lainnya.

Baca juga : Ridwan Kamil: Saya Pemain Pilkada, Sudah Tahu Triknya

Qodari mengatakan, sebagian besar pemlih Jawa Barat adalah massa mengambang yang dengan mudah berganti pilihan setiap pemilu dan pilkada.

Oleh karena itu, tak pernah ada satu partai yang benar-benar mendominasi cukup lama di Jawa Barat.

Ia menduga, langkah Golkar merapat kepada Ridwan Kamil karena perhitungan hal tersebut. Dengan demikian, Golkar merasa suaranya di Pemilu 2019 lebih aman dengan mendukung Emil yang elektabilitasnya paling tinggi.

Hal tersebut diyakini juga akan menjadi pertimbangan PDI-P.

"Ya pilihan Golkar kemungkinan didasari juga dengan konstelasi koalisi di level nasional yang telah merapat ke Emil. Tentunya, hal itu juga jadi pertimbangan PDI-P," ujar Qodari.

Kompas TV Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi belum mau memberikan komentar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com