Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Ingin Jokowi dan Cawapresnya Kompak seperti Megawati-Hamzah Haz

Kompas.com - 28/10/2017, 20:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan belum menentukan siapa bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo pada Pemilu 2019.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, yang terpenting, pendamping Jokowi kelak harus bisa bekerja sama, memiliki visi yang sama, dan pendapatnya tidak saling bertentangan.

"Wakil kan membantu presiden. Jangan wapres punya politik yang berbeda dengan presidennya," ujar Hasto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (28/10/2017).

Hasto menyinggung hubungan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menjadi Presiden keenam RI dan didampingi Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden. Keduanya disatukan bukan karena lobi politik, melainkan "dijodohkan" oleh MPR. Namun, keduanya memiliki satu paduan dalam memimpin Indonesia saat itu.

"Bu Mega bicara pada Pak Hamzah Haz, 'Kalau di antara kita tidak kompak, kita ngangkat alis saja, maka rakyat bergerak'," kata Hasto menirukan ucapan Megawati kepada Hamzah Haz kala itu.

Megawati, kata Hasto, selalu meminta Hamzah untuk mengingatkan dirinya. Jika tidak setuju dengan keputusan yang akan diambil presiden, Megawati meminta Hamzah memberikan kode yang menandakan ketidaksetujuan.

"'Kalau saya mengambil putusan dalam sidang kabinet, sebelum palu saya ketok, kalau pak Hamzah ada tidak setuju, tolong pegang tangan saya'," kata Hasto kembali menirukan Megawati.

Hasto menuturkan, kode memegang tangan Megawati itu akan menjadi tanda agar Megawati tidak jadi mengambil keputusan.

Saat disinggung bagaimana dengan hubungan Jokowi dengan wakilnya, Jusuf Kalla, Hasto enggan menanggapinya.

"Itu teman-teman yang melihat. Harus tanya rakyat," kata dia.

(Baca juga : Jokowi Akui Beda Pandangan dengan JK di Pilkada DKI, tetapi Tetap Akur)

Perbedaan pandangan politik antara Jokowi dan JK pernah terjadi pada saat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Saat itu, Jokowi secara tegas memosisikan dirinya tidak memihak ke pasangan calon mana pun. Adapun Kalla memilih untuk mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

(Baca juga : Cerita Zulkifli Hasan soal Intervensi JK di Pencalonan Anies Baswedan)

Meski diakui berbeda pandangan, Jokowi mengatakan bahwa hubungannya Kalla tetap baik. Ia menganggap wajar adanya perbedaan pandangan politik sejauh dapat dikelola dengan produktif.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com