JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menginginkan agar pendidikan anak Indonesia lebih banyak dilakukan di luar ruangan. Menurutnya, dari persentase 60 persen berbanding 40 persen, seharusnya 60 persennya pendidikan di luar ruangan.
Presiden menilai, pendidikan di tanah air saat ini monoton, perlu ada perubahan total dari rutinitas belajar saat ini.
Salah satu permasalahan intinya, kata dia, adalah karena Indonesia secara geografis terdiri dari beribu pulau. Maka dari itu, tak mudah untuk menjangkau daerah-daerah.
Namun, hal itu dapat diatasi lewat aplikasi sistem yang mudah diakses.
"Saya kira perubahan akan nampak kalau kita berani menggunakan aplikasi sistem yang memudahkan anak-anak untuk belajar. Saya paling senang kalau anak-anak kita tidak belajar di ruangan saja," kata Jokowi dalam sebuah sesi dialog di perayaan Hari Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Sabtu (28/10/2017).
(Baca: Jokowi: Kenapa Tidak Ada Fakultas Animasi, Jurusan 'Meme'...)
"Atau bisa saja diajak ke museum untuk mengenalkan sejarah secara real, artefak-artefak lama yang konkret gitu. Kita sudah terlalu lama selalu belajar di ruangan," tuturnya.
Presiden menilai anak-anak bangsa perlu dikenalkan dengan masalah-masalah yang nyata, tak hanya berkutat pada rutinitas yang dikerjakan selama bertahun-tahun.
Ia pun berencana mengundang perwakilan masyarakat untuk duduk bersama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
"Agar ide-ide tentang sesuatu yang monoton dan rutinitas segera bisa kita ubah," kata mantan Wali Kota Solo itu.