Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Sumpah Pemuda, Menjunjung Dharma dalam Kebinekaan Indonesia

Kompas.com - 28/10/2017, 08:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Human Development Ranking (2016) Indonesia masih menempati peringkat 113, jauh dibanding Jepang yang berada di peringkat 17 dan negara tetangga, Malaysia yang berada di peringkat 59.

Dalam Global Competitiveness Ranking (2016), Indonesia menempati peringkat 41, turun dari tahun sebelumnya di peringkat 37 dan kalah jauh dibanding Singapura dan Jepang yang masing-masing berada di peringkat 2 dan 8 serta Malaysia di peringkat 25.

Angka persepsi korupsi (2016) Indonesia juga sangat rendah (peringkat 90), tertinggal dari negara yang sempat mengalami perang saudara, Rwanda (peringkat 50), negara tetangga Malaysia (peringkat 55) dan bahkan juga tertinggal dari Brazil (peringkat 79) yang seringkali diidentikan dengan perilaku koruptif pejabat negaranya pasca-penyelenggaraan Piala Dunia 2014.

Untuk itulah, dalam momen Sumpah Pemuda ini, generasi muda harus tampil untuk menyemai kembali "Bhinneka Tunggal Ika Tan, Hana Dharma Mangrwa".

Sejarah terus mencatat bahwa pemuda adalah motor gerakan yang mendorong kemajuan bangsa. Dan, proyeksi besar Indonesia di tahun 2030 pun didasari oleh hadirnya potensi bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia.

Data yang dikeluarkan BPS (2016) menyebutkan bahwa penduduk Indonesia akan bertumbuh sebesar 305 juta jiwa, di mana 68 persennya berada pada usia angkatan kerja. Hal ini tentunya akan mendorong produktivitas pertumbuhan ekonomi dan dapat menjadi batu loncatan Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas di tahun 2045.

Namun demikian, agar Indonesia dapat benar-benar memanfaatkan potensi dari bonus demografi tersebut, tentu saja kita sebagai pemuda juga perlu berbenah dan mempersiapkan diri.

Momen Sumpah Pemuda ini harus dimanfaatkan untuk merefleksikan di manakah peran kita dalam 10 atau 20 tahun ke depan. Khusus bagi para pelajar Indonesia di luar negeri, sebagai seorang yang kini tengah menjadi perantau ilmu, jangan sampai kita semakin jauh dari realitas masyarakat dan asik terkungkung dalam menara gadingnya hanya mengejar cita-cita individual semata.

Selayaknya Soegondo Jojopoespito, Muhammad Yamin, WR Soepratman, Sie Kong Liong dan para tokoh Sumpah Pemuda lainnya, kita sebagai pemuda masa kini perlu untuk terus menghadirkan narasi-narasi kebinekaan, keikaan yang bermuara pada dharma, di antaranya terciptanya good governance, tegaknya supremasi hukum, serta penguatan akar rumput melalui pendidikan yang merata dan berkualitas.

Gagasan, ide dan aksi dari para pemuda yang menjunjung dharma sangat diperlukan untuk menjadi oase di tengah berbagai hal yang mengancam rajutan kebangsaan. Mari!

Pandu Utama Manggala
Mahasiswa doktoral di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Tokyo. Saat ini tengah mengemban amanah sebagai Koordinator PPI Dunia 2017/2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com