JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, insiden pelarangan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memasuki wilayah Amerika Serikat tak usah lagi dibahas.
Alasannya, Pemerintah AS telah meminta maaf atas insiden tersebut.
"Amerika sudah mengaku kesalahannya bahwa itu kesalahan administrasi, juga sudah minta maaf. Saya pikir ini kesalahan komputer. Jadi ya sudah lah, kita juga tidak ingin bertengkar terus," kata Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
"Amerika tidak mudah loh minta maaf. Ini sekali minta maaf karena betul-betul pangkat tertinggi (Panglima TNI) yang kena begitu kan. Jadi saya pikir ya kita juga memahami kalau mereka sudah minta maaf, alasannya sudah jelas," lanjut dia.
Baca: Deplu AS: Masalah Ditolaknya Panglima TNI Sudah Selesai
Kalla mengaku sudah menerima dan membaca surat permohonan maaf dari pihak Pemerintah AS.
Ia berharap, insiden tersebut tidak akan menganggu hubungan antara Indonesia dengan AS.
"Sudah diprotes, sudah minta maaf, sudah menjelaskan kesalahannya, ya sudahlah. Mudah-mudahan lain kali tidak terjadi. Walaupun kita marah juga, jengkel juga," kata Kalla.
Atas peristiwa itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait ditolaknya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke Amerika Serikat.
"Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan telah meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang dialami Jenderal Gatot," demikian pernyataan tertulis Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia yang dimuat di laman resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat, Minggu (22/10/2017).
Baca: Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Ditolak Masuk Amerika Serikat
Gatot Nurmantyo dilarang masuk ke wilayah AS pada Sabtu (21/10/2017). Saat itu Panglima TNI beserta delegasi masih berada di Bandara Soekarno-Hatta dan hendak check in.
Padahal, saat itu, Gatot dan delegasi sudah mengantongi visa dari AS untuk hadir dalam acara Chiefs of Defense Conference on Countering Violent Extremist Organization.
Panglima TNI diundang secara resmi oleh Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS). Jenderal Joseph F Dunford yang merupakan sahabat sekaligus senior.