Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jernih Melihat Dunia: Pesan Persatuan Pasca-pelantikan Anies-Sandi

Kompas.com - 23/10/2017, 15:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelantikan gubernur dan wakil gubernur baru DKI Jakarta membuka harapan baru bagi Indonesia untuk merekatkan kembali persahabatan bangsa Indonesia yang sempat terusik pada Pilkada DKI Jakarta lalu.

Pesan persatuan di hari pelantikan itu menjadi salah satu hal yang diangkat oleh Kompas.com dalam topik " Jernih Melihat Dunia" pada medio Oktober 2017.

Pesan itu penting untuk mengingat akan pentingnya menghargai perbedaan, melihat harapan yang lebih baik, sekaligus menjernihkan pandangan akan beragam polemik bangsa.

Berikut rangkuman artikel-artikel dalam tema "Jernih Melihat Dunia" pada pekan lalu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno melakukan salam commando seusai pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022. ANTARA FOTO / WAHYU PUTRO A Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno melakukan salam commando seusai pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.

Selamat datang pemimpin Jakarta

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno secara resmi telah dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Senin (16/10/2017).

Pergantian kepala daerah ini diharapkan dapat merukunkan kembali warga Ibu Kota, yang sempat direcoki oleh sentimen agama.

Seusai pelantikan, Anies mengajak seluruh warga Jakarta untuk melakukan rekonsiliasi. Dia meminta semua warga merajut kembali ikatan yang sempat tercerai karena adanya Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pidato pertama Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta ini sempat dipermasalahkan karena penggunaan istilah "pribumi". Namun, ia menegaskan bahwa diksi tersebut tidak dimaksudkan untuk mendiskriminasi warga.

Baca berita-berita tentang pelantikan kepala daerah Ibu Kota tersebut pada artikel berikut ini:
- Anies: Yang Kemarin Sempat Tercerai, Mari Kita Ikat Kembali
- Anies: Janji Kemerdekaan Harus Lunas untuk Warga Jakarta

Agus Yudhoyono mengunggah foto tulisan tangan Ahok setelah mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Rutan Mako Brimob, Selasa (17/10/2017).Instagram/@agusyudhoyono Agus Yudhoyono mengunggah foto tulisan tangan Ahok setelah mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Rutan Mako Brimob, Selasa (17/10/2017).

Persahabatan Agus dan Ahok

Sehari setelah pelantikan gubernur dan wakil gubernur baru Ibu Kota, Agus Harimurti Yudhoyono bertemu dengan pesaingnya di Pilkada DKI Jakarta 2017, yakni dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Agus atau biasa disapa AHY menemui Ahok di tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, untuk bersilaturahim dan mengucapkan terima kasih atas kerja Ahok sebagai gubernur.

Sebaliknya, Ahok menyampaikan terima kasih dan menitipkan salamnya kepada orangtua Agus, yakni Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono.

Pertemuan keduanya menandakan adanya harapan bagi Indonesia untuk tidak lagi memperuncing perdebatan yang sudah lewat setelah Pilkada DKI Jakarta usai.

Baca artikel-artikel tentang perjumpaan kedua tokoh berikut ini:
- Ahok dan Agus Yudhoyono, Dulu Bersaing dan Kini Saling Mendukung...
- Agus Yudhoyono ke Mako Brimob untuk Ucapkan Terima Kasih kepada Ahok
- Temui Ahok di Mako Brimob, Agus Yudhoyono Bawakan Kue Basah

IndonesiaShutterstock Indonesia

Tidak ada pribumi asli Indonesia

Tentang siapakah keturunan asli Indonesia semestinya tidak lagi menjadi perdebatan. Sejumlah ilmuwan Tanah Air menyatakan bahwa pada kenyataannya penduduk Indonesia saat ini merupakan imigran sejak daratan Indonesia belum berbentuk seperti sekarang.

Peneliti Eijkman Institute Profesor Herawati mengatakan, perbedaan fisik orang-orang Indonesia merupakan akibat adanya pencampuran genetik di tubuh manusia yang berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu dari sejumlah gelombang migrasi.

Awalnya terjadi migrasi orang-orang dari Afrika puluhan ribu tahun lalu ke Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, yang saat itu masih menjadi satu daratan.

Migrasi berikutnya terjadi dengan kedatangan orang-orang Austro-asiatik, antara lain dari Vietnam dan Yunan. Mereka kawin-mawin dengan penduduk yang bermigrasi pada tahap pertama dan berkembang terus ke timur hingga Papua.

Gelombang migrasi ketiga datang dari Formosa atau Taiwan sekitar 6.000-5.000 tahun yang lalu. Kedatangan mereka berpengaruh terhadap bahasa astronesia yang sekarang digunakan.

Penjelasan detail tentang hal ini dapat dibaca pada artikel berjudul "Faktanya, Semua Orang Indonesia Imigran, Tidak Ada yang Pribumi"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com