Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Diminta Segera Tuntaskan Indeks Kerawanan Pilkada Serentak 2018

Kompas.com - 23/10/2017, 15:49 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI diminta segera menuntaskan indeks kerawanan Pilkada Serentak 2018 yang akan digelar di 171 daerah.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, indeks kerawanan Pilkada penting sebagai upaya pemetaan dini dan antisipasi konflik yang akan terjadi saat pesta demokrasi.

"Saya sudah minta Bawaslu segera menyelesaikan indeks kerawanan Pilkada di daerah, mana saja yang rawan," kata Wiranto, di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Senin, (23/10/2017).

Melalui pemetaan, akan dilakukan upaya antisipasi. 

"Karena kalau kita tahu kerawanan terjadi pada sisi yang mana, ini secara sistematis pada saatnya nanti kita sudah bisa menetralisir kerawanan itu," ujar dia.

Baca: Bawaslu Segera Rilis Indeks Kerawanan Pilkada 2018 di 171 Daerah

Wiranto menyebutkan, salah satu daerah rawan pada Pilkada Serentak 2018 adalah Papua.

"Untuk sementara ini, pemilihan gubernur maupun pilkada, yang masih dianggap rawan adalah di Papua," kata Wiranto.

"Ada rawan 1, rawan 2. Makanya kalau Minggu ini sudah bisa selesai (indeks kerawanan Pilkada) kita bisa tentukan daerah-daerah rawan itu teknisnya bagaimana," kata Wiranto.

Sebelumnya, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Mochammad Afifuddin mengatakan, Bawaslu akan segera merilis indeks kerawanan Pilkada 2018.

Saat ini, Bawaslu sedang mengolah data yang sudah diperoleh untuk diolah menjadi panduan pelaksanaan pengawasan Pilkada 2018 yang akan digelar di 171 daerah.

"Kami sedang mengolah data untuk indeks kerawanan di 171 daerah yang akan melaksanakan Pilkada di 2018. Sekarang on going process," kata Afifuddin di Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Kamis (21/9/2017).

Rencananya, pada akhir Oktober mendatang Bawaslu sudah bisa merilis indeks kerawanan pesta demokrasi di daerah untuk 2018.

"Kira-kira sebulan lagi kami akan launching daerah mana dianggap paling rawan dari sisi politik uang. Ini menjadi orientasi kita untuk early warning, untuk pencegahan di daerah-daerah yang kita indeks berdasarkan pengalaman Pilkada sebelumnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com