Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolak Densus Tipikor, Apa Wapres Tahu Seluk Beluk Korupsi?"

Kompas.com - 21/10/2017, 17:22 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pendapat yang pro dan kontrak tentang wacana pembentukan Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) merupakan hal yang dimaklumi oleh DPR.

Permakluman ini pun berlaku bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang menganggap unit tersebut tidak perlu dibentuk.

Pandangan ini diungkapkan Anggota Komisi III Fraksi PKS Nasir Djamil, di Jakarta, Sabtu (21/10/2017).

Nasir menganggap, pihak yang memiliki pendangan bertolak belakang dengan Komisi III tidak memahami betul permasalahan yang terjadi dalam penanganan kasus korupsi.

Baca juga : Jangan-jangan Densus Tipikor Dibentuk untuk Menggantikan KPK

 

"Tapi pertanyaannya apakah beliau (Jusuf Kalla) tahu seluk beluk? Tahu enggak selama ini koordinasi antara KPK, kepolisian, dan kejaksaan?"

"Tahu enggak ada kendala di lapangan seperti apa? Jadi bukan hanya kecurigaan semata atau tidak percaya semata-mata," ujar Nasir.

Nasir mengatakan, Komisi III mendukung terbentuknya Densus Tipikor agar penanganan korupsi lebih optimal.

Ia menilai, selama ini terlihat ada tumpang tindih perkara maupun koordinasi antara KPK, Polri, dan Kejaksaan, dalam menangani kejahatan luar biasa itu.

Ia lalu meminta Pemerintah maupun masyarakat berpandangan objektif dan terbuka melihat permasalahan yamg terjadi, sebelum menolak keberadaan Densus Tipikor.

"Jadi diharapkan kepada pimpinan lembaga seperti Presiden, Wapres, ketika mengomentari hal-hal seperti itu memang harus punya data yang kuat, di lapangan seperti apa," kata Nasir.

"Bukan hanya karena ketidakpercayaan saja, atau punya pengalaman buruk dengan salah satu institusi penegak hukum, lalu mengatakan tidak perlu," cetus dia.

Sebelumnya, Kalla menilai lebih baik jika fungsi yang sudah ada pada KPK, Kejaksaan, dan kepolisian yang telah ada lebih diperkuat.

Menurut dia, pemberantasan korupsi dapat berhasil cukup memaksimalkan kerja KPK, kepolisian, dan kejaksaan.

Baca juga : Wapres Kalla Anggap Tak Perlu Densus Tipikor, Apa Tanggapan KPK?

Sejalan dengan rencana membentuk Densus Tipikor, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian, menyebut diperlukan anggaran sekitar Rp 2,6 triliun.

Tito merinci, anggaran tersebut untuk belanja pegawai 3.560 personel sekitar Rp 786 miliar, belanja barang sekitar Rp 359 miliar, dan belanja modal Rp 1,55 triliun.

Nantinya, Densus Tipikor akan dipimpin seorang bintang dua, dan akan dibentuk satgas tipikor kewilayahan.

Baca juga : Independensi Densus Tipikor Tangani Kasus Korupsi Diragukan, Mengapa?  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com