Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Baru Sekarang Ini Kita Bangun Infrastruktur Terus, Kan?

Kompas.com - 19/10/2017, 11:57 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menekankan, pada era kompetisi global, salah satu kunci untuk memenangkan persaingan adalah pembangunan infrastruktur.

Menurut Jokowi, infrastruktur merupakan pondasi paling dasar bagi sebuah negara.

Hal ini disampaikan Jokowi saat sertifikasi tenaga kerja konstruksi serentak di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (19/10/2017).

Total, ada 9700 tenaga kerja konstruksi di tanah air yang disertifikasi serentak, mulai dari tukang, mandor, drafter, surveyor, operator, pelaksana hingga pengawas.

"Jangan bermimpi kita bisa bersaing dengan negara negara lain, bisa berkompetisi dengan negara-negara lain dan memenangkannya kalau infrastruktur kita tertinggal," kata Jokowi.

"Jalan tol, bandingkan dengan negara lain. Jalur kereta api, bandingkan dengan negara lain. Pelabuhan, airport bandingkan, kita lebih baik atau lebih tidak baik?" tanya Jokowi.

Para pekerja konstruksi yang hadir menjawab kompak bahwa infrastruktur di Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

Jokowi membenarkannya.

Akan tetapi, menurut Jokowi, baru pada era pemerintahannya pembagunan berbagai proyek infrastruktur mulai dari jalan tol, pelabuhan, dan bandara digenjot.

"Iya, baru sekarang ini kita bangun bangun (infrastruktur) terus kan. Itu untuk mengejar ketertinggalan," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Jokowi lantas mencontohkan biaya transportasi di Indonesia dua kali lipat lebih mahal dibandingkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Hal ini karena infrastruktur di Indonesia yang berkaitan dengan transportasi belum baik.

Oleh sebab itu, kata Jokowi, pemerintah bekerja pagi siang malam untuk menyelesaikan semua proyek infrastruktur agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

"Untuk percepatan itu telah dibangun misalnya di Kalimantan ada 24 proyek, di Sulawesi 27 proyek, di maluku, Papua 13 proyek, di Sumatera 61 proyek dan di tempat-tempat lainnya," ujar Jokowi.

Namun, Kepala Negara menekankan, semua infrastruktur yang dibutuhkan rakyat tidak akan terbangun dengan sendirinya.

Di balik itu, ada kontribusi besar dari sumber daya manusia yang andal, terampil, dan terlatih.

Artinya, pembangunan infrastruktur bukan hanya membutuhkan tenaga-tenaga konstruksi dalam jumlah yang besar, tapi juga yang terlatih, terampil, dan bersertifikat.

Saat ini, ada 7 juta pekerja konstruksi baik di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Usaha Milik Negara, maupun dari pihak swasta.

Namun, yang bersertifikat baru 9 persen atau sekitar 600.000 pekerja.

Oleh karena itu, pemerintah terus mengebut program sertifikasi untuk pekerja konstruksi ini.

"Dengan tenaga kerja konstruksi yang terlatih dan bersertifikat, saya yakin kita bisa mengejar ketertinggalan infrastruktur, terutama kita ingin meningkatkan kualitas," ujar mantan Wali Kota Solo ini.

Kompas TV Tiga menteri menggelar konfrensi pers mengenai capaian 3 tahun kabinet Jokowi-JK di sektor Kemaritiman.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com