JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengungkapkan bahwa dua pimpinan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi telah ditembak mati oleh militer Filipina.
Kedua pimpinan tersebut adalah Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute.
Menurut Wiranto, ia telah memastikan kebenaran mengenai informasi itu setelah adanya pemberitahuan resmi dari Pemerintah Australia.
"Laporan mengenai tertembaknya tokoh-tokoh ISIS di Marawi, Omarkhayam Maute dan satu lagi Isnilon Hapilon. Nah itu memang betul-betul mereka sudah terbunuh, karena gambarnya sudah ada, resmi dari Pemerintah Australia," ujar Wiranto saat memberikan keterangan pers di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017).
Baca: Duterte Janjikan Uang Rp 2,6 Miliar untuk "Kepala" Isnilon Hapilon
Wiranto mengatakan, selama proses penanganan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS itu, Pemerintah Filipina mendapatkan bantuan secara teknis dari Pemerintah Australia.
Salah satunya yakni alat penginderaan jarak jauh untuk mendeteksi pergerakan dari kelompok tersebut.
"Kita tinggal menanyakan kira-kira tuntasnya kapan, Presiden Duterte juga telah mengatakan bahwa bulan ini mereka selesaikan masalah Marawi," kata mantan Panglima ABRI itu.
Wiranto berharap, tewasnya dua tokoh ISIS itu mampu mencegah penyebaran paham radikalisme ke Indonesia.
Menurut dia, kekuatan suatu kelompok bersenjata akan cenderung melemah jika kehilangan pemimpinnya.
Baca: Apa yang Terjadi di Marawi, dan Siapa Isnilon Hapilon?
"Biasanya pasukan gerilya, pasukan fanatik seperti itu, ketika tokohnya terbunuh, perjuangan mereka surut karena fanatik terhadap karisma tokoh. Mudah mudahan seperti itu sehingga bisa diselesaikan," kata Wiranto.
Isnilon Hapilon adalah pemimpin kelompok penculik Abu Sayyaf, dan juga kepala kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Filipina.
Seperti diberitakan AFP, Amerika Serikat menganggap Hapilon sebagai salah satu teroris paling berbahaya di dunia.
Demi kepala Hapilon, AS menawarkan hadiah sebesar 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 66 miliar.
Sementara itu, kelompok Maute telah terlibat dalam pertempuran mematikan berulang kali dengan militer Filipina, selama setahun terakhir.
Pengamat menyebutkan, Abu Sayyaf, Maute, dan kelompok garis keras lainnya mengklaim bahwa mereka ingin membuat sebuah kekhalifahan Islam di selatan untuk ISIS.