Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Fahri Hamzah Purna Tugas Berantas Korupsi, Ini Jawaban KPK

Kompas.com - 13/10/2017, 20:46 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyarankan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk purna tugas, mengingat akan dibentuknya Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) oleh Mabes Polri.

Menurut Fahri, fungsi KPK cukup pada pencegahan korupsi saja.

Namun, KPK tidak merasa fungsinya dalam pemberantasan korupsi akan tumpang tindih dengan Densus Tipikor Polri. KPK justru menilai segera hadirnya Densus Tipikor Polri sebagai sesuatu yang positif untuk pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Kalau Densus Tipikor, kita ambil posisifnya saja ya. Karena semakin banyak yang melakukan pemberantasan korupsi akan semakin baik," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas Komisi Pemberantasan Korupsi Yuyuk Andriati, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/10/2017) petang.

Yuyuk menegaskan, fungsi dan kerja KPK tidak akan berubah dengan lahirnya Densus Tipikor.

"Jadi KPK saat ini sudah melakukan sesuai tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi)-nya, dan nanti kalau ada Densus Tipikor Polri, itu juga akan melakukan sesuai tupoksinya juga," ujar Yuyuk.

(Baca juga: KPK Akan Serahkan Kasus Kecil kepada Densus Tipikor)

Menurut Yuyuk, selama ini KPK dan Polri sudah sering melakukan kerja sama berupa koordinasi dan supervisi dalam menangani kasus korupsi. Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum juga sudah dilkaukan bersama-sama.

Yuyuk juga menegaskan bahwa kewenangan KPK sudah jelas diatur dalam undang-undang, hanya menangani kasus dengan potensi kerugian negara diatas Rp 1 miliar atau yang melibatkan penyelenggara negara.

"Jadi nanti saya rasa tidak akan ada overlapping," ucap Yuyuk.

(Baca juga: Soal Densus Tipikor, Pimpinan MPR Nilai Perlu Ada Pembahasan UU)

Kompas TV Jaksa Agung akan perkuat Satgas Khusus Tipikor yang sudah terbentuk sebelumnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com