Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Nasdem, Panglima TNI Layak Jadi Politisi setelah Pensiun

Kompas.com - 10/10/2017, 07:48 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem Johnny G Plate menilai, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo merupakan figur yang memiliki kompetensi tinggi.

Menurut dia, Gatot masih cukup enerjik di usianya yang 57 tahun.

Dengan kapasitas yang dimiliki Gatot, Johnny menganggapnya layak untuk masuk ke dunia politik setelah masa baktinya di TNI berakhir. 

"Jika tidak (diperpanjang), maka tentu layak sekali Pak Gatot Nurmantyo mengabdikan sisa waktunya untuk termasuk di bidang politik," ujar Johnny, melalui pesan singkat, Selasa (10/10/2017).

Baca: Setelah Pensiun, Terjun ke Politik? Ini Jawaban Gatot Nurmantyo

Johnny mengatakan, Gatot juga memiliki kemampuan dan pemahaman yang baik terhadap proxy war, yang saat ini menjadi ancaman.  

"Kita juga butuh nanti seorang wapres yang memahami betul soal Indonesian Global Defence, tentang kontinuitas pembangun nasional," ujar Anggota Komisi XI DPR itu.

Sebelumnya, survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) memasukkan nama Gatot dalam jajaran tokoh yang disurvei SMRC untuk mengetahui tingkat elektabilitas calon yang dianggap berpotensi maju pada Pilpres 2019.

Hasil survei menunjukkan, tingkat elektabilitas Gatot masih rendah jika dibandingkan nama-nama lainnya.

"Gatot Nurmantyo masih rendah, masih di bawah 1 persen (0,3 persen). Itu top of mind, dukungan solid yang agak sulit diubah," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan, Kamis (5/10/2017).

Baca: Usulan Gatot Cawapres Jokowi Mengemuka di Mukernas PPP

Menurut Djayadi, nama Gatot ikut disurvei karena belakangan ini menjadi perhatian publik.

Kiprah Gatot setelah pensiun

Sementara itu, saat ditanya mengenai kemungkinannya beralih menjadi politisi setelah memasuki masa pensiun pada Maret 2016, Gatot hanya menjawab singkat. 

"Saya sekarang ini berkonsentrasi melaksanakan tugas sebagai Panglima TNI. Sudah," demikian jawaban Gatot dalam wawancara dengan Rosiana Silalahi dalam "Rosi" di Kompas TV yang ditayangkan, Kamis (5/10/2017) malam.

Pada sisa masa jabatannya ini, Gatot mengaku sedang mempersiapkan kepemimpinan TNI setelahnya.

Gatot ingin meskipun tongkat komando berpindah, namun TNI tetap solid seperti pada kepemimpinannya.

"Yang saya lakukan bagaimana tongkat estafet ini saya berikan kepada generasi penerus saya dengan kondisi solid. Satu komando dari atas ke bawah, tegak lurus, antarmatra bersatu dan yang paling penting, TNI dengan rakyat selalu bersatu serta manunggal," ujar Gatot.

jarKompas TV Panglima TNI berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh provokasi berkedok agama.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com