JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengakui elektabilitas Presiden Jokowi berpengaruh pada elektabilitas partainya selaku bagian dari koalisi.
Namun, ia mengatakan, elektabilitas sebuah partai tentu lebih dipengaruhi oleh kerja nyata di masyarakat.
"Saya berkeyakinan bahwa posisi apakah sebagai pendukung atau bukan pendukung, pemerintahan Jokowi-JK memang bisa berpengaruh pd elektabilitas, tetapi bukan faktor yang paling dominan," kata Arsul melalui pesan singkat, Jumat (6/10/2017).
Oleh karena itu, menurut dia, yang terpenting saat ini PPP terus bekerja untuk masyarakat dan mengartikulasikan dengan baik seluruh program yang telah dijalankan kepada media.
Baca: Survei SMRC: Elektabilitas Parpol Pendukung Jokowi Stagnan, kecuali PDI-P
Ia meyakini kerja nyata di masyarakat dan pengartikulasian seluruh program yang telah dijalankan kepada media akan mengatrol elektabilitas partai menjadi lebih tinggi. Hal itu ditambah pula dengan konsolidasi internal.
"Kami yakin elektabilitas PPP akan meningkat terus dengan kerja itu. Tantangannya bagaimana yang dilakukan terlihat oleh masyarakat. PPP sendiri menunjukkan adanya perbaikan tingkat elektabilitas setelah Pilkada DKI dan redamnya perselisihan internal," kata Arsul lagi.
Baca: Survei SMRC: Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi, Kepuasan Publik Capai 68 Persen
Survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan, elektabilitas partai-partai politik pendukung Presiden Joko Widodo cenderung stagnan, kecuali PDI Perjuangan.
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengungkapkan, jika dibandingkan Pemilu 2014, semua parpol pendukung Jokowi kecuali PDI Perjuangan elektabilitasnya cenderung stagnan.
"Misal Golkar dapat 14 persen, sekarang pada posisi 11,4 persen. Tapi PDI Perjuangan satu-satunya parpol yang kecenderungan suaranya menguat dan terlihat di trennya," kata dia.
Baca: Survei SMRC: Mayoritas Tidak Setuju Pendapat Jokowi Seorang PKI
Djayadi berasumsi, hal itu terjadi karena parpol utama pendukung Jokowi adalah PDI Perjuangan. Alhasil hanya partai ini yang terkatrol karena efek Jokowi.