Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Digali Polisi dari Artis-artis yang Promosikan First Travel

Kompas.com - 06/10/2017, 07:50 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik telah memeriksa dua artis sebagai saksi dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan oleh biro perjalanan umrah First Travel. Mereka adalah penyanyi Syahrini dan Vicky Shu, yang diperiksa pada hari yang berbeda.

Rencananya, pekan depan Ria Irawan juga akan menyusul diperiksa.

Pemeriksaan berkaitan dengan promosi atau endorse yang dilakukan para artis atas promo paket perjalanan umrah murah oleh perusahaan tersebut.

Pada akhir 2016, First Travel tersebut membuat paket promosi umrah murah dengan biaya Rp 14,3 juta perorang. Harga ini jauh di bawah ketetapan Kementerian Agama, yakni sekitar Rp 21 juta. Selain itu, First Travel juga membuat paket promo Ramadhan selama bulan puasa 2017.

Syahrini pergi umrah bersama keluarganya menggunakan jasa First Travel pada Maret 2017. Ia mengaku mendapatkan jatah diskon berupa potongan harga dengan hanya membayar setengah dari harga penuh. Sedangkan keluarganya, kata dia, membayar secara penuh.

"Jadi tidak ada yang satu kali lagi saya makan uang jemaah. Apabila saya mengetahui First Travel yang suka makan uang jemaah, Naudzubillahi min dzalik, tak mungkin saya kerja sama dengan travel ini," kata Syahrini.

(Baca juga: Periksa Syahrini dalam Kasus First Travel, Ini yang Disasar Polisi)

Meski begitu, Syahrini mengaku tidak mengenal bos First Travel, Andika Surachman. Andika, yang merupakan direktur utama agen perjalanan itu, telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan.

"Saya tidak kenal baik, saya hanya kenal satu kali (Andika) di airport saat mau berangkat. Jadi jangan mengait-kaitkan saya dengan tersangka," kata Syahrini.

Sementara itu, Vicky yang diperiksa beberapa hari berikutnya mengaku tidak melakukan kontrak dengan First Travel saat umrah. Bahkan, ia dua kali menggunakan jasa biro perjalanan tersebut.

Vicky menjadi jemaah reguler pada akhir tahun 2015. Setelah itu, ia kembali umrah pada awal 2017. Ia tak menampik banyak agen perjalanan yang mendekatinya untuk meminta dipromosikan. Namun, Vicky menolaknya karena ingin murni beribadah.

"Boleh dicek di akun saya. Saya saja enggak terima endorse itu. Saya biasanya lebih review," kata Vicky.

Vicky Shu tiba di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, untuk diperiksa sebagai saksi kasus First Travel, Senin (2/10/2017KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG Vicky Shu tiba di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, untuk diperiksa sebagai saksi kasus First Travel, Senin (2/10/2017
Vicky mengaku dekat dengan salah satu bos First Travel, Anniesa Hasibuan, yang ditetapkan sebagai tersangka. Kedekatan mereka sebatas bisnis sebagai sesama desainer.

Ia mengaku pernah diminta terlibat dalam video testimoni untuk mempromosikan fasilitas umrah yang disediakan oleh First Travel. Saat itu, dia dimintai tolong oleh Anniesa untuk menjadi host dalam video testimoni First Travel.

Video tersebut diunggah oleh saluran First Travel Official dengan judul "Fasilitas Hotel Promo di Madinah" pada Maret 2017.

"(Umrah) yang kedua justru saya ditambah untuk membantu para jemaah itu untuk sharing apa nih pengalamannya, makanannya cukup enak enggak, hotelnya enak enggak, lokasinya enak enggak. Itu saya bantu untuk sharing," kata Vicky.

Namun, ia menegaskan bahwa itu bukan bentuk endorsement. Ia tetap merogoh kocek pribadi dan hanya membantu Anniesa membuat video testimoni tersebut. Bantuan tersebut diberikan cuma-cuma karena kedekatannya dengan Anniesa.

"Untuk keseharian saja. Saya enggak terima endorsement, apalagi buat ibadah ya. Tadinya saya sama ibu saya mau menggunakan jasa travel lain tapi Mbak Nisa bilang, 'Saya mau berangkat. Gimana kalau sekalian aja bantu blusukan. Untuk menanyakan jemaah-jemaah yang lain'," kata Vicky.

(Baca juga: Vicky Shu Dibuat Kaget oleh Bos First Travel)

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul sebelumnya mengatakan, pemeriksaan terhadap artis dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem kontrak dengan perusahaan perjalanan tersebut. Ini termasuk uang yang dibayarkan First Travel sebagai biaaya promosi dan rincian kegiatan yang dilakukan.

"Kita ingin lihat berapa jumlah dana yang diberikan FT ke mereka yang endorse dan mereka yang melakukan kontrak," ujar Martinus.

Warga menunggu mengurus pengembalian dana atau refund terkait permasalahan umroh promo di Kantor First Travel, Jakarta Selatan, Rabu (26/7). Otoritas Jasa Keuangan menutup program umroh promo 2017 First Travel karena menawarkan harga yang tidak wajar, sementara itu pihak First Travel membuka kesempatan bagi calon jamaah untuk melakukan refund dengan pengembalian dana 100 persen atau bersedia untuk diberangkatkan setelah musim Haji 2017 selesai. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/17.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Warga menunggu mengurus pengembalian dana atau refund terkait permasalahan umroh promo di Kantor First Travel, Jakarta Selatan, Rabu (26/7). Otoritas Jasa Keuangan menutup program umroh promo 2017 First Travel karena menawarkan harga yang tidak wajar, sementara itu pihak First Travel membuka kesempatan bagi calon jamaah untuk melakukan refund dengan pengembalian dana 100 persen atau bersedia untuk diberangkatkan setelah musim Haji 2017 selesai. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nz/17.
First Travel mulai sepi pengguna jasa pada 2017. Untuk membangkitkan minat, maka dibuatlah paket umrah murah yang melibatkan artis dalam promosi mereka.

Dari pemeriksaan, kata Martinus, Syahrini mengakui ada kontrak dengan First Travel. Namun, ia tidak bisa membeberkan berapa nilai kontrak.tersebut.

Sementara itu, Vicky mengaku tidak terikat kontrak dengan perusahaan tersebut. Vicky, kata Martinus, mengaku promosi yang dilakukan semata untuk membantu Anniesa sebagai teman.

"(Keterangan) apa yang diberikan oleh artis kita terima, kita mendata apa saja yang diberikan dan apa kegiatan mereka," kata Martinus.

Sebab, ada kerugian sebesar hampir Rp 800 miliar yang tidak bisa dijelaskan para tersangka ke mana larinya. Uang tersebut merupakan pembayaran yang dilakukan para jemaah untuk paket umrah murah.

Sementara aset-aset yang disita berupa mobil, rumah, hingga butik, totalnya tidak sampai Rp 50 miliar.

(Baca juga: Hingga Pekan Ini, Jumlah Tagihan First Travel Capai Rp 205 Miliar)

Oleh karena itu, kata Martinus, patut diduga uang tersebut juga digunakan untuk biaya promosi sejumlah artis.

"Nanti kita rinci bahwa sejumlah barang yang dibeli dan beberapa kegiatan yang melibatkan artis pembiayaannya berapa sehingga bisa diketahui berapa dana yang dikeluarkan," kata Martinus.

Dalam kasus ini, penyidik menetapkan tiga petinggi First Travel sebagai tersangka. Mereka adalah Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Hasibuan, dan Direktur Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki.

Modusnya yakni menjanjikan calon jemaah untuk berangkat umrah dengan target waktu yang ditentukan. Hingga batas waktu tersebut, para calon jemaah tak kunjung menerima jadwal keberangkatan.

Bahkan, sejumlah korban mengaku diminta menyerahkan biaya tambahan agar bisa berangkat.

Kompas TV Alasan Sibuk, Syahrini Mangkir dari Pemeriksaan Bareskrim


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com