JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat DPP Partai Golkar, Roem Kono, mengklaim Presiden Joko Widodo telah merestui Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jawa Timur.
"Sejak awal kami memang (dukung) Khofifah. Sejak awal saya kira partai lain belum menghubungi Khofifah kami sudah menghubungi," kata Roem di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
"Kami sudah menanyakan ke Presiden, dan Presiden welcome, ya kami harus dukung," ujar dia.
Roem pun menilai Jokowi memberi kebebasan bagi Khofifah untuk maju pada Pilkada Jawa Timur 2018.
Ia mengatakan, saat ini Golkar tengah berupaya membangun koalisi yang kuat untuk mengusung Khofifah.
(Baca juga: Syarat Golkar untuk Khofifah pada Pilkada Jawa Timur)
Saat ini, bisa jadi belum banyak partai yang berkeinginan untuk mengusung Khofifah pada Pilkada Jawa Timur. Namun, Partai Golkar optimistis bahwa ke depannya banyak partai merapat bersama Golkar untuk mengusung Khofifah.
"Saya kira proses sedang berjalan, proses politik. Saya kira Khofifah kan jalan terus mendaftar ke partai. Saya kira proses rekrutmen politik berjalan dan pada akhirnya kita tahu sendiri siapa, partai mana saja mendukung Khofifah," tutur Roem.
Partai Golkar memutuskan mengusung nama Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur.
Hal ini diungkap Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid.
"Tadi rapat terakhir, final. Partai memutuskan (mengusung) Khofifah," ujar Nusron di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Senin (2/10/2017).
(Baca: Final, Golkar Usung Khofifah Indar Parawansa di Pilkada Jatim)
Meski demikian, Golkar belum memutuskan siapa yang akan mendampingi Khofifah.
Nusron juga tidak mengungkapkan secara rinci alasan partainya mengusung Khofifah. Namun, ia menegaskan keputusan tersebut didasarkan atas kebutuhan partai akan elektabilitas di masa depan.
Pasca-keputusan tersebut, Golkar pun menunggu hasil komunikasi intensif dengan sejumlah partai politik yang ingin membangun koalisi.
"Dengan siapa pun kami komunikasi. Bisa dengan Nasdem, bisa dengan Hanura," ujar Nusron.