JAKARTA, KOMPAS.com - Cucu Jenderal Besar Sudirman, Danang Priambodo Sudirman, akan tampil dalam pagelaram drama kolosal dalam upacara HUT ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017) mendatang.
Danang akan berperan sebagai Jenderal Sudirman saat bergerilya melawan Belanda pada pertengahan Desember 1948 di Yogyakarta.
Ketika itu, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.
Saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di Keraton Sultan, Sudirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Awalnya, mereka diikuti oleh pasukan Belanda. Akan tetapi, Sudirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara.
Dalam drama tersebut, TNI juga menggunakan pesawat EMB-314 Super Tukano yang seakan membombardir pasukan gerilya Sudirman.
Selain drama kolosal, perayaan HUT TNI juga diramaikan oleh pagelaran kesenian Debus dan Pencak Silat.
Saat gladi bersih upacara HUT ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017), sebanyak 1.800 prajurit melakukan demonstrasi kesenian debus dan pencak silat.
Mereka menunjukkan kekebalan tubuh mereka dari sayatan benda tajam. Bahkan ada seorang prajurit yang menusuk lidahnya menggunakan besi panjang, tanpa merasa kesakitan.
Seluruh prajurit tersebut berasal dari satuan Kopassus, Divisi I Kostrad, Kodam HI/Siliwangi, Korps Marinir, dan TNI AU.
Mereka juga menampilkan seni bela diri pencak silat gabungan dari berbagai jenis pencak silat yang ada di Indonesia, antara lain Merpati Putih, Tapak Suci, Perisai Diri, Pagar Nusa, Pemersatu Hati, Pagar Kencana, Ciung Wanara, Cimande, Panglipur dan Budi Kaneana.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, perayaan HUT ke-72 TNI Tahun 2017 mengambil tema 'Bersama Rakyat TNI Kuat'.
Makna yang terkandung adalah kesadaran TNI yang bersumber dari rakyat, berbuat dan bertindak bersama rakyat.
Hal itu, kata Gatot, menjadi modal utama TNI dalam mengawal dan mengamankan kepentingan nasional menuju cita-cita bangsa.
"Kenapa ambil tema itu karena sejarah telah membuktikan bahwa yang merebut kemerdekaan ini adalah rakyat. Belum ada TNI. Lalu setelah kemerdekaan, pejuang yang merebut kemerdekaan ada yang kembali pada karyanya masing-masing tapi ada juga tinggal di tempat untuk menjaga kemerdekaan dan keamanan rakyat," ujar Gatot saat ditemui di sela-sela gladi bersih.
"TNI tidak pernah berjuang sendiri, selalu bersama dengan rakyat. Maka sentral kekuatan TNI adalah bersama rakyat. Tanpa rakyat, TNI tidak ada apa-apanya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.