Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I Sebut Peraturan Pemerintah Terkait Pengadaan Senjata Perlu Diperjelas

Kompas.com - 03/10/2017, 17:14 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengatakan keributan ihwal impor senjata terjadi karena kurangnya peraturan teknis yang mengatur.

"Pertama jelas aturan perundang-undangan harus ada perbaikan. Kedua sistem koordinasi dan konunimasi di pemerintah harus diperbaiki," kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).

Hasanuddin menambahkan sedianya pengadaan senjata tak hanya diatur melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951, tetapi juga harus didukung dengan beberapa peraturan pemerintah.

Ia mengatakan ada sejumlah lembaga yang berwenang untuk mengadakan senjata yakni TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN), karena itu komunikasi di antara ketiganya harus diatur secara tegas.

(Baca: Kata Menhan, Tak Ada Pelanggaran Prosedur Impor Senjata untuk Polri)

Ia melihat ada kekosongan aturan dalam mengatur komunikasi antarlembaga tersebut dalam hal pengadaan senjata.

Oleh karena itu, ia berharap ke depan pemerintah segera menertibkan koordinasi dan komunikasi ihwal pengadaan senjata antarlembaga.

"Saya kira aturan-aturannya masih ada yang bolong yang harus diperbaiki. Menurut saya ditertibkan sistem koordinasinya dan ditertibkan atutan perundang-undangan yang dibutuhkan DPR siap membuatnya," lanjut dia.

(Baca: Wiranto Janji Selesaikan Masalah Impor Senjata Brimob yang Tertahan)

Sebelumnya sempat terjadi kegaduhan ihwal impor senjata. Itu berawal dari pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menyatakan ada institusi nonmiliter yang mengimpor 5.000 pucuk senjata.

Pernyataan tersebut diklarifikasi oleh Menter Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Ia mengatakan BIN memang tengah mengimpor 500 pucuk senjata.

Kegaduhan kembali terjadi ihwal senjata impor yang diimpor Polri sebanyak 280 pucuk. Sempat dikabarkan senjata tertahan di badara. Namun Polri mengklarifikasi senjata tak ditahan melainkan tengah diperiksa.

Kompas TV Sejatinya, Hari ini (3/9) Menkopolhukam, Wiranto, akan menggelar rapat terbatas untuk membahas polemik impor senjata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com