Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Isu PKI dan Pilpres 2019

Kompas.com - 02/10/2017, 07:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAna Shofiana Syatiri

Saya melanjutkan perjalanan menuju ke pusat berkumpulnya pengunjuk rasa di depan pintu gedung parlemen. Semakin dekat ke sana, semakin sulit saya berjalan menembus pengunjuk rasa.

Semakin dekat pusat pegunjuk rasa, semakin marak yel-yel dan teriakan dari para pengunjuk rasa yang menyuarakan pelarangan PKI dan Penolakkan Perppu Ormas.

Selain teriakkan soal penolakan PKI, saya juga mendengar kerap kali pengunjuk rasa meneriakkan "khilafah".  Saya tanya beberapa pengunjuk rasa, apakah mereka berasal dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Sebagian menjawab iya, sebagian lagi tidak karena menilai HTI telah dibubarkan pemerintah.  


PKI, di antara Isu dan Politik 2019

Kembali ke isu PKI, untuk menjawab pertanyaan di awal tulisan, saya pun mendatangi sosok yang sudah 33 tahun berekcimpung di dunia intelijen, Marsekal Muda Purnawirawan Prayitno Ramelan. Kepadanya saya menanyakan, apakah mungkin PKI bisa tumbuh pada era keterbukaan saat ini. Sebab kita tahu, Komunis bersifat sentralistis di pucuk pimpinan dan tertutup. Sangat berseberangan dengan kondisi saat ini, demokrasi di Indonesia yang sangat terbuka.

Prayitno menjawab, justru di era keterbukaan ini paham komunis punya peluang yang besar untuk berkembang. Pemikiran–pemikiran yang terbuka untuk membahas paham komunis rentan dibalut dengan isu–isu yang berkembang di tengah masyarakat. Prayitno juga meyakini, ideologi, apa pun bentuknya, tak akan pernah mati.

Meski demikian, tak perlu menyikapi berlebihan atas mencuatnya isu PKI. Karena meskipun tetap berpeluang, tak mudah bagi komunis untuk berkembang di era dunia yang dikuasai mayoritas oleh paham liberal.

Lalu apa adakah keuntungan yang diperoleh dari seolah "mencuat hebat"-nya isu ini?

Jawabannya, ada! Pemilu 2019 yang ditujunya. Inilah yang disimpulkan dalam penelitian Indikator Politik Indonesia (IPI), pimpinan Burhanuddin Muhtadi. Ada korelasi antara massa yang keras menyuarakan menolak PKI dengan massa yang berpotensi untuk ditarik ke dalam sebuah kekuatan politik sejumlah partai yang ikut dalam Pemilu 2019.  

Pertanyaannya, akankah berhasil?  

Apapun jawabannya, kita pasti akan melihat gejolak suhu politik yang makin panas, jelang 2019!

Saya Aiman Witjaksono.

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com