Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Belum Jelas, PDI-P Tegaskan Bisa Sendiri Usung Dedi Mulyadi

Kompas.com - 30/09/2017, 18:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya bisa mengusung sendiri Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Sebab, PDI-P mengantongi 20 persen kursi DPRD Jawa Barat. Angka ini memenuhi persyaratan untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri.

"PDI-P di Jabar kan bisa usung sendiri. Kami punya kursi 20 sehingga kami bisa usung sendiri karena rakyat beri kepercayaan kami," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Diponegoro, Jakarta, Sabtu (30/9/2017).

Hal ini disampaikan Hasto menanggapi sikap DPP Partai Golkar yang belum kunjung jelas akan mengusung Dedi Mulyadi. Padahal, Partai Golkar dan PDI-P sudah sejak lama membangun koalisi untuk mengusung Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu.

Belakangan, justru beredar surat yang ditandatangani Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan Sekjen Golkar Idrus Marham, yang menyatakan partai berlambang beringin itu mendukung Ridwan Kamil bersama Daniel Muttaqien. Namun, kebenaran surat tersebut dibantah oleh Idrus.

(Baca juga: Tak Didukung Golkar di Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Siap Mundur dari Ketua DPD)

Belakangan, Dedi juga mengaku diminta mahar oleh orang yang dekat dengan DPP Partai Golkar jika ingin diusung sebagai cagub. Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid lalu membantah permintaan mahar itu atas instruksi DPP.

Hasto sendiri memastikan bahwa praktik mahar tidak berlaku di partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.

"Kalau dari PDI-P boleh dicek dalam aturan partai kami, tidak pernah meminta mahar, tak pernah jual beli rekomendasi," kata Hasto.

(Baca juga: Dedi Mulyadi Mengaku Diminta Rp 10 Miliar untuk Rekomendasi di Pilkada Jabar)

Hasto menambahkan, partainya saat ini masih menunggu momentum yang tepat untuk menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur di Jawa Barat.

Selain Dedi Mulyadi, Hasto juga menegaskan bahwa partai berlambang banteng itu juga mempunyai sejumlah kader yang mumpuni untuk diusung pada Pilkada Jabar.

Misalnya, Ketua DPD PDI-P Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, serta anggota DPR Rieke Diah Pitaloka dan Puti Guntur Soekarnoputri.

"Tinggal kami kerucutkan, tinggal momentun yang tepat akan kami umumkan," ucap Hasto.

Dedi Mulyadi sebelumnya mengatakan, saat ini ia intens berkomunikasi dengan sejumlah partai politik yang mau mengusung dirinya maju pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Komunikasi tak hanya dilakukan dengan Partai Golkar.

"Diskusi intens dengan PDI-P, diskusi intens dengan Hanura. Terus teman-teman di daerah juga banyak diskusi intens dengan Gerindra," kata Dedi di Bakrie Tower, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Dedi mengaku banyak tawaran yang masuk kepadanya. Hanya saja, kata Bupati Purwakarta itu, belum ada yang sepakat dan memiliki komitmen yang sama.

(Baca: Tak Cuma Golkar, Dedi Mulyadi Juga Lirik PDI-P dan Gerindra)

Kompas TV Partai Golkar membantah adanya surat dari DPP terkait pencalonan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan anggota DPR Fraksi Golkar Daniel Mutaqien Syafiuddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com