Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie: Iptek Saja Tanpa Imtaq, Bahaya...

Kompas.com - 28/09/2017, 07:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie menyampaikan ada tiga dasar penerapan nilai-nilai Pancasila dalam upaya mencapai ketahanan nasional yang kokoh. Tiga dasar itu adalah agama, budaya, dan ilmu pengetahuan.

Habibie menjelaskan, sejak lahir manusia telah diajarkan oleh orang tuanya mengenal budaya. Ketika tumbuh dan berkembang di masyarakat ada pembudayaan nilai-nilai pada dirinya.

Saat usia anak-anak, manusia mulai diajarkan ajaran agama oleh orang tuanya. Maka dari itu, ia menyebut, nilai-nilai budaya itu lebih dulu ada atau dikenal oleh seorang manusia dibandingkan agama. Dengan kata lain, hasil budaya itu disempurnakan oleh agama.

Kemudian Habibie menerangkan, dari dunia pendidikan, orang tersebut mengenal ilmu pengetahuan. Oleh karenanya dia menyebutkan, iman dan taqwa (imtaq) sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

(Baca: Habibie: Saya Terpukul, Kok Bisa Bantu Orang Lain tapi Istri Sendiri Tidak)

Hal tersebut  ia sampaikan dalam kuliah umum Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXI Lemhannas RI dengan tema 'Peran Pengembangan dan Penerapan Teknologi Berlandaskan Pencasila Demi Peningkatan Ketahanan Nasional".

"Orang yang hebat imtaqnya tapi tidak tahu iptek, dia tidak akan mampu menolong dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang ipteknya saja tetapi tanpa imtaq, bahaya, dia akan halalkan semua cara," kata Habibie di kediamannya, Rabu (27/9/2017).

"Makanya saya selalu mengatakan dalam pendidikan dan kebudayaan harus serentak pelaksanaannya," imbuh Habibie.

Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Arif Wachyunadi sepakat dengan pandangan Habibie. Dia mengatakan, bangsa Indonesia memiliki banyak nilai budaya yang baik, seperti menghormati orang lain.

(Baca: Cerita Habibie Buka "Keran" Demokrasi Pasca-Soeharto Lengser...)

"Contohnya menghormati pengguna jalan. Kalau itu sudah bisa dilakukan, itu sudah menunjukkan jati diri bangsa. Kemudian budaya membuang sampah. Kalau orang maju kan kelihatan budayanya seperti apa," kata Arif kepada Kompas.com.

Demikian juga dengan nilai-nilai agama. Arif sependapat dengan Habibie yang menyatakan, kebanyakan anak-anak di Indonesia pasti sudah terlebih dahulu mengenal ajaran agamanya sebelum masuk sekolah formal.

Menurut Arif, mengenai apakah saat ini penerapan agama yang berlebihan justru menjadi ancaman bagi ketahanan nasional, hal itu tergantung pada pribadi masing-masing.

"Seharusnya tidak menjadi ancaman. Semua agama mengajarkan hal-hal yang baik. Tinggal manusianya, budayanya, karena itu yang paling kuat," sebut Arif.

Dasar-dasar agama dan budaya inilah yang membuat seseorang menjadi tidak egois ketika telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Ini (materi ini) akan menjadi masukan seminar nasional tanggal 16 November. Seminar tersebut tujuannya adalah aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan nasional," ucap Arif.

Kompas TV Dalam perayaan ini, JK membacakan sajak romantis bagi Mufidah Kalla
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com