JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengungkapkan bahwa pihaknya telah merekrut bloger dan netizen untuk dilibatkan dalam upaya meredam penyebaran paham radikal melalui internet.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk kontra-propaganda paham radikal yang disebarkan oleh kelompok terorisme di media sosial.
"BNPT sekarang sudah merekrut bloger dan netizen dengan follower yang banyak dari sembilan kota di Indonesia untuk dilibatkan dalam penyebaran pesan damai, kontra-radikal, dengan bahasa mereka," ujar Suhardi. dalam peluncuran buku di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).
Menurut Suhardi, tidak dipungkiri kelompok teroris di Indonesia telah memanfaatkan dunia maya sebagai media propaganda, rekrutmen, pelatihan dan instruksi aksi teror.
(Baca juga: BNPT dan PPATK Petakan Pendanaan Kelompok Teroris yang Terafiliasi ISIS)
Kelompok-kelompok tersebut menyasar generasi muda yang menjadi pengguna aktif media sosial dan internet. Oleh sebab itu, kata Suhardi, upaya pencegahan harus dilakukan dengan berbagai macam cara.
"Karena sasaran brainwashing kan anak muda. Sosialisasi pencegahan itu bisa bermacam-macam. Kami akan rekrut anak muda yang kreatif untuk menyebarkan pesan damai," ucapnya.
Tercatat, sejak 2016 BNPT telah melakukan upaya kontra-propaganda paham radikal dengan mengaktifkan situs damailahindonesiaku.com, situs edukatif jalandamai.org, portal komunitas damai.id, dan portal dutadamai.id.
Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube pun digunakan sebagai sarana kontra-propaganda. Selain itu, dalam melakukan kontra-radikalisasi, BNPT juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi.
FKPT merupakan wadah berhimpunnya tokoh-tokoh di daerah guna berperan serta dalam pencegahan terorisme.
"Langkah paling utama adalah untuk mencegah. Itu yang paling penting," kata Suhardi.