Desi juga sudah meminta agar Ayu yang kondisinya makin buruk bisa dirawat di rumah sakit. Namun, pihak dokter merasa hal tersebut tidak diperlukan.
(Baca: BPJS Bayar Biaya Gawat Darurat Termasuk di RS yang Belum Bermitra)
"Kata dokter, kalau kanker enggak ada yang dirawat. Mau dirawat juga ngapain? Begitu-gitu juga. Mendingan di rumah. Di RS itu banyak yang menular karena tidak bagus," ujarnya.
Akhirnya, Desi bersama suami merawat Ayu dari rumah kontrakan mereka di Kampung Pabuaran Wetan, Desa Ciangsan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Desi mengaku tak bisa mencari rumah sakit lain untuk mengobati anaknya karena tidak mempunyai biaya.
Ia harus bergantung dengan Rumah Sakit Fatmawati karena dirujuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ke rumah sakit di Jakarta Selatan tersebut.
"Kalau rumah sakit lain mungkin bisa tetapi tidak pakai BPJS," kata dia.
Desi berharap anaknya bisa mendapatkan bantuan dari rumah sakit atau pihak pemerintah agar segera menjalani kemoterapi dan operasi pengangkatan kanker.
"Harapan saya pastinya anak saya bisa sembuh, kalau terlalu lama kemonya saya khawatir sudah tidak sempat lagi, " ucap Desi lirih.
Sementara itu, RS Fatmawati masih belum bisa menanggapi kasus Ayu. Humas RS Fatmawati Wini Riesta menyatakan dirinya akan mengecek terlebih dulu ke internal rumah sakit.
"Saya akan koordinasikan terlebih dulu," ujar Wini saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/9/2017).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.