Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan DPR Desak Polri Ungkap Nama Terkenal Terkait Kasus Saracen

Kompas.com - 19/09/2017, 18:05 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polri menemukan sejumlah nama dalam laporan hasil analisis terhadap transaksi keuangan kelompok Saracen. Dari sejumlah nama tersebut, beberapa nama di antaranya merupakan orang yang dikenal publik.

Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mendesak polisi untuk membuka nama-nama yang diduga menggunakan jasa Saracen tersebut.

"Buka saja lah. Buka saja Saracen itu siapa, apakah dia mahluk hidup, apa dia seseorang yang memfitnah dan membuat chaos negara ini," kata Taufik di komplek parlemen DPR RI, Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Apalagi kata Taufik, tidak mungkin Saracen tidak digunakan untuk kepentingan politik.

"Sudah tangkal proses, seadil-adilnya, sebuka-bukanya siapa di balik Saracen itu. Enggak mungkin ada ibu-ibu rumah tangga menggunakan Saracen," kata dia.

(Baca juga: Penyidik Pelajari Transaksi Keuangan Saracen dari Laporan Analisis PPATK)

Ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian jika diketahui ada anggota DPR yang terlibat sebagai pengguna jasa Saracen.

"Ya serahkan pada hukum, enggak boleh itu (intervensi), siapa pun harus adil," tutur politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, penyidik menemukan sejumlah nama dalam laporan hasil analisis terkait transaksi keuangan kelompok Saracen.

Dari sejumlah nama tersebut, beberapa nama di antaranya merupakan orang yang dikenal publik.

(Baca: Ada Sejumlah Nama Terkenal dalam Laporan Analisis Terkait Saracen)

Setyo mengatakan, penyidik akan segera menindaklanjuti temuan tersebut. Orang-orang yang ada dalam laporan itu akan dimintai keterangan untuk mengetahui perannya.

Dalam kasus Saracen, polisi menetapkan empat pengurusnya, yakni JAS, MFT, SRN, dan AMH sebagai tersangka.

Mereka bersedia menyebarkan konten ujaran kebencian dan berbau SARA di media sosial sesuai pesanan dengan tarif Rp 72 juta.

Media yang digunakan untuk menyebar konten tersebut antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan berbagai grup lain yang menarik minat warganet untuk bergabung.

Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun.

Kompas TV Berkas salah satu anggota Saracen dinyatakan telah lengkap atau p-21.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com