JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya kemungkinan besar tidak membutuhkan jalur baru. Investor Jepang akan memanfaatkan jalur kereta yang sudah ada.
"Sepertinya akan ke situ ya (menggunakan jalur existing)," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (19/9/2017) siang.
Pertimbangan utamanya adalah pada nilai proyek. Nilai proyek jauh lebih rendah jika memanfaatkan jalur kereta yang sudah ada daripada membangun jalur baru.
"Pertimbangannya cost-nya enggak terlalu mahal. Kalau enggak (menggunakan jalur existing) bisa Rp 100 triliunan sendiri. Bisa setengah lebih itu bedanya," ujar Luhut.
(Baca: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pemerintah Masih Tunggu Kajian Jepang)
Meski demikian, Luhut menegaskan bahwa hal tersebut baru sebatas pertimbangan-pertimbangan. Pihaknya akan memutuskan hal tersebut akhir bulan September atau awal Oktober 2017 mendatang.
"Tapi saya kira minggu depan ini sudah ada keputusan," ujar dia.
Studi kelaikan proyek itu sendiri belum rampung. Sebelumnya, Badan Pengkajian dan Penerapa Teknologi (BPPT) membutuhkan waktu hingga akhir Agustus 2017. Namun, hingga pertengahan September ini, studi kelaikan itu belum rampung.