Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Protes Pengepungan YLBHI Di-tweet Polisi sebagai Kumpul Warga

Kompas.com - 18/09/2017, 16:32 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik Kontras Putri Kanesia mengecam aksi pengepungan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) oleh ratusan orang tidak dikenal tadi malam.

Sebab, kata Putri, ada lebih dari 100 orang pula di dalam kantor YLBHI yang terjebak dan terancam nyawanya karena aksi yang tidak bertanggung jawab tersebut.

"Mereka terjebak di dalam gedung YLBHI. Didemo dengan sebegitu rusuhnya, dengan nada mengancam. Nyawa orang-orang di dalam terancam karena aksi tersebut," kata Putri kepada Kompas.com, Senin (18/9/2017).

Bahkan kata Putri, akibat anarkistis dari demonstrasi massa intoleran itu, tak sedikit juga aktivis HAM yang menjadi korban luka-luka akibat lemparan batu.

"Kawan-kawan Kontras ada di sana termasuk Koordinator Kontras. Kemarin sempat dievakuasi juga. Anak Kontras ada yang kena lemparan batu," ucap Putri.

(Baca juga: Dikepung atas Tuduhan Gelar Acara PKI, YLBHI Merasa Jadi Korban Hoaks)

Putri juga mengeluhkan pihak kepolisian yang terkesan menyepelekan aksi massa intoleran itu. Sebab, dalam akun Twitter TMC Polda Metro Jaya, aksi massa itu hanya dianggap sebagai kegiatan kumpul-kumpul warga biasa.

"Kok sepertinya tidak elok ya disebut kumpul-kumpul warga. Ini penyerangan dan ancaman. Apalagi jumlah Polri dan massa aksi enggak seimbang," kata dia.

Tweet dalam akun Twitter itu telah dihapus. Namun, netizen masih terus mempermasalahkan tweet tentang "kumpul-kumpul warga" dan "kegiatan warga" itu.

Ia pun berharap, ke depannya polisi tidak memandang sebelah mata aksi-aksi massa yang semalam terjadi.

"Ini harus jadi pelajaran bagi siapa saja untuk tidak sembarangan dalam mengungkap fakta yang terjadi. Khususnya apa yang terjadi tadi malam," tutur Putri.

Ratusan orang tanpa atribut mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu malam hingga Senin dini hari.

(Baca juga: Kronologi Pengepungan Kantor YLBHI

Mereka menggelar unjuk rasa di depan Kantor dan meminta pihak YLBHI menghentikan acara yang digelar di dalam gedung sejak sore. Bahkan, mereka menuding acara tersebut merupakan sebuah diskusi soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Namun, pernyataan itu dibantah oleh YLBHI yang menyebut bahwa acara yang dilakukan adalah diskusi dan pertunjukan seni tentang darurat demokrasi.

Tuduhan bahwa acara di dalam YLBHI sebagai kegiatan PKI juga telah dibantah oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz.

YLBHI pun merasa menjadi korban hoaks, sebab massa mengepung kantornya berdasarkan informasi palsu atau hoaks yang disebarkan pihak tidak bertanggung jawab.

Kompas TV Kericuhan berawal dari unjuk rasa massa yang hendak membubarkan pagelaran musik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com