JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik Kontras Putri Kanesia mengecam aksi pengepungan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) oleh ratusan orang tidak dikenal tadi malam.
Sebab, kata Putri, ada lebih dari 100 orang pula di dalam kantor YLBHI yang terjebak dan terancam nyawanya karena aksi yang tidak bertanggung jawab tersebut.
"Mereka terjebak di dalam gedung YLBHI. Didemo dengan sebegitu rusuhnya, dengan nada mengancam. Nyawa orang-orang di dalam terancam karena aksi tersebut," kata Putri kepada Kompas.com, Senin (18/9/2017).
Bahkan kata Putri, akibat anarkistis dari demonstrasi massa intoleran itu, tak sedikit juga aktivis HAM yang menjadi korban luka-luka akibat lemparan batu.
"Kawan-kawan Kontras ada di sana termasuk Koordinator Kontras. Kemarin sempat dievakuasi juga. Anak Kontras ada yang kena lemparan batu," ucap Putri.
(Baca juga: Dikepung atas Tuduhan Gelar Acara PKI, YLBHI Merasa Jadi Korban Hoaks)
Putri juga mengeluhkan pihak kepolisian yang terkesan menyepelekan aksi massa intoleran itu. Sebab, dalam akun Twitter TMC Polda Metro Jaya, aksi massa itu hanya dianggap sebagai kegiatan kumpul-kumpul warga biasa.
"Kok sepertinya tidak elok ya disebut kumpul-kumpul warga. Ini penyerangan dan ancaman. Apalagi jumlah Polri dan massa aksi enggak seimbang," kata dia.
Tweet dalam akun Twitter itu telah dihapus. Namun, netizen masih terus mempermasalahkan tweet tentang "kumpul-kumpul warga" dan "kegiatan warga" itu.
Ia pun berharap, ke depannya polisi tidak memandang sebelah mata aksi-aksi massa yang semalam terjadi.
"Ini harus jadi pelajaran bagi siapa saja untuk tidak sembarangan dalam mengungkap fakta yang terjadi. Khususnya apa yang terjadi tadi malam," tutur Putri.
Ratusan orang tanpa atribut mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu malam hingga Senin dini hari.
(Baca juga: Kronologi Pengepungan Kantor YLBHI)
Mereka menggelar unjuk rasa di depan Kantor dan meminta pihak YLBHI menghentikan acara yang digelar di dalam gedung sejak sore. Bahkan, mereka menuding acara tersebut merupakan sebuah diskusi soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun, pernyataan itu dibantah oleh YLBHI yang menyebut bahwa acara yang dilakukan adalah diskusi dan pertunjukan seni tentang darurat demokrasi.
Tuduhan bahwa acara di dalam YLBHI sebagai kegiatan PKI juga telah dibantah oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz.
YLBHI pun merasa menjadi korban hoaks, sebab massa mengepung kantornya berdasarkan informasi palsu atau hoaks yang disebarkan pihak tidak bertanggung jawab.