Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pengepungan Kantor YLBHI

Kompas.com - 18/09/2017, 09:48 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/9/2017) malam hingga Senin (18/9/2017) dini hari.

Awalnya, sekitar pukul 21.30 WIB, puluhan orang tanpa spanduk dan atribut aksi menggelar unjuk rasa di depan Kantor YLBHI.

Dalam orasinya, mereka meminta pihak YLBHI menghentikan acara yang digelar di dalam gedung sejak sore.

Mereka menuding acara tersebut merupakan sebuah diskusi soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak hanya berorasi, mereka juga meminta untuk masuk ke dalam kantor YLBHI.

"Ganyang PKI! Ganyang PKI," teriak massa aksi itu.

Baca: 22 Orang Diamankan Polisi Terkait Kerusuhan di YLBHI

Massa aksi terus meneriakkan kata-kata yang cenderung kasar karena pihak YLBHI tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Jumlah mereka pun semakin bertambah banyak.    Sementara, puluhan aparat kepolisian berjaga di dua pintu masuk Kantor YLBHI. Mereka membawa tongkat, perisai dan helm pengaman, lengkap dengan pelontar gas air mata.

Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur mengatakan, pihaknya memang menyelenggarakan sebuah acara bertajuk 'Asik Asik Aksi'.

Acara tersebut merupakan sebuah bentuk kebebasan berekspresi melalui puisi, musik dan stand up comedy yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Menurut Isnur, acara itu sengaja digelar sebagai bentuk keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah Tragedi Kemanusiaan 1965 pada Sabtu (16/9/2017) lalu.

Baca: Kerusuhan di Depan YLBHI, Kendaraan Warga dan Aparat Dirusak Massa

Seorang perempuan yang pingsan tengah dievakuasi keluar dari kantor YLBHI, Senin (18/9/2017) dini hari.KOMPAS.com/Kristian Erdianto Seorang perempuan yang pingsan tengah dievakuasi keluar dari kantor YLBHI, Senin (18/9/2017) dini hari.

Sering dituduh fasilitasi acara PKI

Pantauan Kompas.com saat berada di Kantor YLBHI pada pukul 18.00 WIB, sejumlah anak muda sedang membacakan puisi.

Setelah itu, disusul dengan penampilan musik dari beberapa musisi seperti Melanie Subono. 

Kemudian, ada juga pemutaran video dokumenter mengenai International People's Tribunal di Den Haag, Belanda.

Mahasiswa, aktivis, pengacara publik dan lansia yang menjadi klien YLBHI hadir dalam acara pagelaran seni tersebut.

"Hari ini memang ada acara penampilan seni dari seniman dan Budayawan. Mengangkat isu darurat demokrasi," kata Isnur.

"Seringkali kami dituduh memfasilitasi acara PKI, itu sama sekali enggak benar," lanjut dia.   Sekitar pukul 23.00 WIB, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz mendatangi kantor YLBHI. Idham berkomunikasi dengan massa aksi dan meminta agar unjuk rasa dilakukan denga  tertib.

"Saya meminta teman-teman semua tenang," kata Idham.

Ia menyakinkan massa bahwa kegiatan di dalam YLBHI tidak berkaitan dengan kegiatan komunis atau pun PKI.

"Saya minta teman-teman semua bisa memahami bahwa yang terjadi di dalam ruang LBH ini tidak ada kegiatan yang sifatnya seminar tentang PKI," ujar Idham.

"Bohong," teriak massa.

"Rekan-rekan sekalian mohon dengar dulu saya belum selesai. Sejak kemarin saya sendiri yang memimpin di sini untuk tidak dilaksanakan seminar," ujar Idham.

"Saya sendiri yang memimpin untuk tidak berlangsung sejak kemarin. Hari ini mereka berkumpul bukan seperti yang kalian sangka," ujar dia, berusaha menenangkan massa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com