Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Amnesty International: Militer Myanmar Bakar Rumah Warga Rohingya

Kompas.com - 15/09/2017, 11:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Amnesty International mengklaim menemukan bukti militer Burma (Myanmar) membakar permukiman Rohingya sekaligus menembaki warga ketika mereka mencoba melarikan diri.

Bukti tersebut diungkapkan oleh salah seorang peneliti Amnesty International untuk Myanmar Laura Haigh, dalam konferensi pers jarak jauh di Sekretariat Amnesty International, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2017).

"Lebih dari 80 lokasi dibakar sejak serangan 25 Agustus 2017 oleh militer Myanmar. Juga lebih dari 370.000 warga Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan dalam waktu kurang dari tiga minggu," ujar Laura melalui sambungan Skype.

Peneliti Amnesty International Laura Haigh, melalui sambungan langsung jarak jauh, memaparkan temuannya bahwa permukiman Rohingya dibakar oleh militer Myanmar.Fabian Januarius Kuwado Peneliti Amnesty International Laura Haigh, melalui sambungan langsung jarak jauh, memaparkan temuannya bahwa permukiman Rohingya dibakar oleh militer Myanmar.
Saat konferensi jarak jauh ini sendiri, Laura sedang berada di Bangkok, Thailand. Sehari sebelumnya, ia baru datang dari perbatasan Myanmar-Bangladesh.

(baca: Dua Pesawat TNI AU Berisi Bantuan untuk Rohingya Tiba di Banglades)

Bukti itu diambil dari sejumlah sumber. Mulai dari data deteksi kebakaran, citra satelit, foto, video hingga wawancara langsung dengan puluhan pengungsi yang menjadi saksi mata.

Tim peneliti kemudian mencocokkan informasi-informasi itu sehingga sampai pada kesimpulan tersebut.

Laura menambahkan, beberapa waktu lalu, beberapa jurnalis sempat 'blusukan' ke beberapa desa tempat warga Rohingya tinggal.

(baca: PBB: Pengungsi Rohingya ke Banglades Capai 313.000 Orang)

Para jurnalis juga menemukan fakta bahwa rumah-rumah itu dibakar.

"Para jurnalis masuk ke beberapa desa yang terbakar. Salah satu jurnalis bertanya kepada anak-anak, siapa yang membakar rumah mereka. Mereka bilang (yang membakar) militer Myanmar," ujar Laura.

Yang menyedihkan, di beberapa daerah, pihak berwenang setempat disebut memperingatkan warga desa sebelum rumah mereka dibakar.

Hal ini, lanjut Laura, menunjukan bahwa pembakaran dilakukan secara sistematis dan terencana.

Amnesty International mendesak pemerintah Myanmar menghentikan rantai kekerasan terhadap Rohingya.

Myanmar juga didesak untuk menginvestigasi adanya pelanggaran hak asasi manusia melalui pembersihan etnis di wilayahnya sendiri oleh militer.

(baca: Myanmar Tolak Klaim Komisioner HAM PBB soal “Pembersihan Etnis”)

Sebelumnya, Myanmar mengecam usulan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (UNHRC) yang menyebut perlakuan negara itu terhadap Muslim Rohingnya sebagai "pembersihan etnis".

Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan gerilyawan Rohingnya sebagai pemicu kekerasan di negara bagian Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi kelompok tersebut.

Sekitar 370.000 orang Rohingya telah menyeberangi perbatasan menuju Banglades karena situasi yang kian memanas sejak Agustus lalu.

Militer Myanmar mengatakan bahwa mereka memerangi gerilyawan Rohingya dan membantah menargetkan warga sipil.

Namun, banyak pengungsi mengatakan, militer Myanmar merespon serangan militan Rohingya pada 25 Agustus dengan brutal dan pembakaran desa-desa untuk mengusir mereka keluar.

Rohingnya, minoritas Muslim yang tinggal di dalam masyarakat yang mayoritas Buddhis di Rakhine, telah lama mengalami penganiayaan di Myanmar, yang menganggap mereka sebagai pendatang ilegal dari Banglades.

Kompas TV Para pengungsi Rohingya harus menghadapi ancaman ranjau saat melarikan diri ke Banglades.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com