JAKARTA, KOMPAS.com - Para ulama asal Jawa Tengah yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/9/2017), menyatakan dukungan mereka kepada Presiden Joko Widodo untuk maju kembali pada Pemilihan Presiden 2019.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Ahmad Daroji mengatakan, para ulama menggambarkan dukungan kepada Jokowi dengan mengibaratkannya sebagai imam shalat.
"Tadi ada ungkapan juga. Kalau imam maghrib bagus, kenapa enggak dilanjut imam isya," kata Ahmad Daroji usai pertemuan.
Namun, Daroji mengatakan, tidak ada permintaan dukungan yang disampaikan Presiden ke para ulama. Presiden hanya memohon bantuan ulama untuk menjaga situasi kondusif menjelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilihan Presiden 2019.
"Tidak ada (permintaan dukungan). Masyarakat sudah tahu lah bagaimana memilih presidennya. Merasa itu bagus, ya tentu saja bisa diteruskan," ucap Daroji.
(Baca juga: Jelang Tahun Politik, Jokowi Mohon Bantuan Ulama Jateng)
Hal serupa disampaikan pimpinan pondok pesantren Hasyim Asy'ari Bangsri, Jepara, Nuruddin Amin.
Pria yang akrab disapa Gus Nung ini mengatakan, Presiden awalnya sama sekali tidak menyinggung soal Pilpres 2019. Justru pembicaraan dimulai dari para ulama.
"Para kiai mengatakan, kalau imami shalat maghrib sudah bagus disuruh melanjutkan imami shalat isya," kata dia.
Pemimpin pondok pesantren Pancasila Sakti, Tegal, Syarifudin mengatakan, para ulama yang hadir merasa Indonesia semakin harmonis semenjak dipimpin Jokowi. Sebab, Jokowi mengakomodir ulama dari seluruh ormas keagamaan.
"Dan saya sebagai saksi hari ini bahwa baru ada Presiden yang berani melakukan acara kenegaraan di 1 Agustus dengan menggelar istighosah ulama di Istana," ucap dia.
Menurut Syarifudin, Presiden hanya menjawab singkat saat menanggapi permintaan para ulama untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga dua periode.
"Presiden mengatakan, 'ya kalau masyarakat para tokoh ulama mengharapkan, kenapa tidak? Yang penting kan asas manfaat nya seperti itu'," kata Syarifudin.
Saat membuka pertemuan dengan para ulama, Jokowi memang sempat bicara mengenai tahun politik yang semakin dekat.
"Jadi kami mohon bantuan kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, para ulama, kiai, pimpinan ormas, semuanya, agar tahun politik baik tahun depan maupun tahun depannya lagi itu kita jaga bersama," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, di Jawa Tengah sendiri pada 2018 akan digelar pemilihan gubernur. Setelah pilgub selesai, tahapan Pemilihan Presiden 2019 juga akan segera dimulai.
"Pada September tahun depan itu sudah penetapan, saya juga baru sadar. Sudah penetapan capres dan cawapres," kata dia.
Oleh sebab itu, Jokowi memohon agar kondusivitas di daerah, kerukunan antarmasyarakat, antarumat, harus betul betul dijaga bersama.
Jangan sampai ada lagi usaha untuk memecah belah, mengadu domba, serta kabar-kabar yang tidak baik yang mengakibatkan masyarakat menjadi terpecah.
"Jangan sampai karena perhelatan politik antartetangga nantinya tidak rukun, apalagi antarumat menjadi tidak kelihatan persaudaraannya kembali," kata Jokowi.
Setelah Jokowi membuka acara, pertemuan lalu digelar tertutup dari media. Pertemuan berlangsung selama sekitar dua jam, ditutup dengan shalat maghrib berjamaah dan makan malam.
Para ulama juga mendapatkan bingkisan kenang-kenangan dari Presiden Jokowi.