JAKARTA, KOMPAS.com - Para ulama, kiai serta pimpinan pondok pesantren sedikit terusik dengan program pemerintah mengenai bank wakaf mikro. Mereka khawatir program itu mematikan koperasi yang dikelola masyarakat.
Hal tersebut pun disampaikan langsung kepada Presiden saat para ulama Jawa Tengah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
"Masalah bank wakaf mikro, dari kami juga menyampaikan, mudah-mudahan berdirinya bank wakaf mikro tidak mengganggu koperasi yang sudah ada," ujar Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Cilacap, Suada, seusai pertemuan.
Baca: Kepada Ulama, Jokowi Bertanya, "Bagaimana Kabar Negatif tentang Saya?"
"Karena bank wakaf mikro itu kelihatannya tidak mencari untung. Setahun (biaya administrasi) hanya dua persen coba. Dari mana untungnya itu setahun dua persen? Pasti habis buat operasional," lanjut dia.
Suada mengatakan, Presiden menerima masukan tersebut.
Dia bakal berkomunikasi dengan menteri agar bank wakaf mikro tidak mengganggu jalannya koperasi ketika nanti telah diluncurkan.
Diketahui, pemerintah berencana membangun bank wakaf mikro di sekitar pondok pesantren. Program tersebut diyakini Presiden Jokowi ampuh untuk mengatasi kemiskinan sekaligus kesenjangan ekonomi di Indonesia.
Program tersebut pertama kali diungkapkan Jokowi saat membuka Mukernas II PPP di bilangan Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/7/2017).
"Kalau para ulama, bapak, ibu sekalian memiliki ponpes, sebentar lagi kita akan membangun sebuah bank wakaf mikro. Yang akan kita sandingkan dengan pesantren bisa, entah di muka pesantren bisa, di dalam pesantren, di samping pesantren juga bisa," ujar Jokowi.