Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Terakhir Dua Sahabat, Gus Dur dan Gus Mus

Kompas.com - 07/09/2017, 14:26 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketulusan serta keikhlasan dalam menjalankan dan menerima kenyataan hidup menjadi salah satu nilai yang bisa dipetik dari sosok Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.

Kyai Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam karya Husein Muhammad yang berjudul "Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus", menceritakan perihal pertemuan terakhirnya bersama Gus Dur.

Menurut Gus Mus, pertemuan itu terjadi satu minggu sebelum Gus Dur wafat. Saat itu, Gus Dur dalam keadaan kurang sehat namun tetap menyambangi kediamannya.

"Sebagaimana sebelumnya Gus Dur dulu sering mampir untuk sekadar ngobrol ngalor-ngidul dengan saya. Tak ada sikap dan cara Gus Dur yang berubah," kata Gus Mus dalam buku tersebut.

(Baca: Cerita Fidel Castro yang 'Ngakak' Dengar Lelucon Gus Dur)

"Ya seperti biasalah, Gus Dur datang ke sini sekadar ingin bertemu, istirahat, dan lesehan di atas tikar ini, sambil ngobrol ke sana kemari, kadang sambil tiduran. Jika kami bertemu, Gus Dur akan bercerita tentang situasi bangsa dan negara, keadaan NU, keadaan para kyai, dan satu hal yang tak pernah ditinggalkan Gus Dur: bercerita hal-hal unik, menarik, dan lucu-lucu yang membuat kami dan semua yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak," lanjut Gus Mus.

Dalam pertemuan itu, Gus Dur dan Gus Mus sempat bersantap bersama. Menurut Gus Mus, saat itu Gus Dur makan banyak meskipun dikabarkan bahwa beberapa hari belakangan sulit makan.

Menurut Gus Mus, Gus Dur tak pernah menolak makanan yang disajikan, meskipun telah dilarang oleh dokter.

"Gus Dur selalu pasrah pada Gusti Allah saja. Tetapi, Mbak Nur (istri Gus Dur) selalu mengawasinya dan melarang makanan atau minuman yang harus dipantang suaminya itu, dan kalau sudah begitu, biasanya Gus Dur diam saja, nurut," kata Gus Mus.

(Baca: Saat Gus Dur Jadi "Gelandangan" di Ibu Kota)

Menurut Gus Mus, kala itu dua jam lamanya Gus Dur berada di kediamannya. Meskipun pada awalnya, hanya ingin sebentar saja berada di sana. Setelah itu, Gus Dur pamit mohon diri untuk melanjutkan perjalanan.

"Gus Mus, aku harus segera berangkat ke Tebuireng, aku dipanggil si Mbah (kakeknya, yakni Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari)," kata Gus Mus menirukan ucapan Gus Dur kala itu.

Ucapan itu cukup janggal lantaran kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari, meninggal pada 25 Juli 1947.

(Baca: Gara-gara Gus Dur, Gus Mus Jadi Penyair...)

Seperti pertanda, seminggu setelah Gus Dur pamit kepada Gus Mus itu, tepatnya 30 Desember 2009, masyarakat Indonesia dirundung duka. Sang Guru Bangsa itu menghembus napas terakhir setelah berjuang melawan penyakit komplikasi yang selama ini dideritanya.

Saat itu, ribuan rakyat Indonesia mengantarkan kepergian Gus Dur ke rumah terakhirnya yang disediakan di Pondok Pesantren Tebuireng, pesantren yang didirikan sang kakek.

Bagi Gus Mus, kepergian teman terbaiknya itu menghadap sang pencipta telah menorehkan duka.

"Dialah yang membesarkan dan mendidik saya hingga jadi seperti saya sekarang ini. Banyal sekali kenangan saya bersama Gus Dur," kata Gus Mus.

Kompas TV Seperti apa tradisi Lebaran ala keluarga Yenny Wahid?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com