Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadir di Istana, Muhammadiyah Dukung Perpres Pendidikan Karakter

Kompas.com - 06/09/2017, 19:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendukung terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Dukungan ini ditunjukkan melalui kehadiran Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas saat Presiden Joko Widodo mengumumkan perpres tersebut di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/9/2017) siang ini.

Jokowi memang memanggil sekitar 10 pimpinan ormas dan meminta masukan atas penerbitan perpres itu.

"Ya kalau PP Muhammadiyah menyambut baik (perpres ini)," kata Anwar Abbas usai pengumuman perpres oleh Jokowi.

Abbas mengatakan, penguatan pendidikan karakter memang sangat penting bagi bangsa ini. Ia meyakini, dengan Perpres Pendidikan Karakter ini, siswa dan siswi tak hanya akan dididik mengenai ilmu, tapi juga akhlak.

(Baca juga: Ini Perbedaan Aturan Hari Sekolah pada Permendikbud dan Perpres)

Dengan akhlak dan ilmu yang baik, sumber daya di Indonesia pun akan mempunyai daya saing dengan negara lain.

"Kalau hari ini bagaimana kenyataannya? Banyak orang yang punya pikiran yang menyampingkan agama. Lebih mengedepankan nilai ekonomi daripada kemanusiaan," ucap Abbas.

Abbas pun tidak mempermasalahkan soal waktu sekolah yang diubah dalam perpres ini. Semula, dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017, waktu sekolah adalah lima hari dalam seminggu atau delapan jam dalam sehari.

Ketentuan yang diterbitkan Mendikbud Muhadjir Effendy, yang juga kader Muhammadiyah itu, diprotes oleh kalangan Nahdlatul Ulama karena dianggap dapat mematikan madrasah diniyah.

Aturan tersebut akhirnya dikoreksi dalam perpres dengan opsi bagi sekolah apakah akan menerapkan lima hari atau enam hari sekolah. Tak ada lagi ketentuan soal delapan jam sekolah dalam sehari.

"Kita tidak ada masalah dengan (perubahan) itu," ucap Abbas.

(Baca juga: Jokowi Teken Perpres Pendidikan Karakter, Kewajiban Sekolah 8 Jam Dihapus)

Sebelumnya, saat rencana program sekolah delapan jam per hari mencuat pada pertengahan Juni lalu, Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah sempat bereaksi keras.

Ketua PP Muhamadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan ketidaksetujuan atas pembatalan program tersebut. Haedar Nashir bersama jajaran akademisi dari Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) pada hari Senin (19/6/2017), menjelaskan dukungan PP Muhammdiyah untuk Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy.

"Ya, benar sebagai satu kesatuan, beliau sebagai kader kami tentu kami dukung, termasuk program pendidikan yang diusulkan oleh Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy," ujar Haedar.

"Sekali lagi, PP Muhamadiyah yakin betul Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy berpijak pada dasar-dasar yang benar dalam tujuan mewujudkan pendidikan pembentukan karakter generasi penerus bangsa," kata dia.

Kompas TV Unjuk Rasa Tolak Kebijakan Opsional Full Day School

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Ganjar-Mahfud Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Ngaruh

Ganjar-Mahfud Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Ngaruh

Nasional
Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Nasional
Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Nasional
Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Nasional
AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

Nasional
Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Nasional
Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Nasional
Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com