Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prestasi SEA Games Jeblok, Kalla Salahkan Birokrasi yang Berbelit

Kompas.com - 05/09/2017, 20:08 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kontingen Indonesia dalam SEA Games XXIX/2017 gagal memenuhi target yang dibebankan pemerintah.

Indonesia awalnya diharapkan bisa mengumpulkan 55 medali emas. Sayangnya, hanya 38 medali emas yang bisa dibawa pulang kontingen Garuda.

Total, Indonesia cuma bisa mengumpulkan 191 keping medali, dengan rincian 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa kegagalan kontingen Indonesia dalam mencapai target tersebut salah satunya disebabkan berbelitnya birokrasi manajemen olahraga di dalam negeri.

"Ini yang terjadi karena kita kebanyakan birokrasi. Jadi yang diurus kebanyakan birokrasi olahraganya ketimbang olahraganya," kata Kalla di kantornya, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

(Baca juga: Lupakan SEA Games Malaysia, Pemerintah Fokus Siapkan Asian Games 2018)

Menurut Kalla, birokrasi yang bertingkat tersebut membuat pencarian dana untuk kebutuhan atlet terhambat. Imbasnya prestasi atlet tersendat.

"Terlalu banyak personalia, terlalu banyak sistem yang ada, terlalu banyak tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, terlalu takut untuk mengeluarkan dana karenanya terlambat," kata Kalla.

Karena itu, kata Kalla, persoalan berbelitnya birokrasi itu harus segera ditangani. Apalagi, Indonesia tahun depan akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

"Jadi ini sangat birokratis. Ini harus diperbaiki bagaimana straight forward-nya, short cut daripada sistem yang ada. Sehingga pembicaraan itu olahraga membahas prestasi bukan membahas administrasi prestasi," ujar dia.

Kalla pun mengaku sudah membahas persoalan tersebut dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi untuk mencari solusinya.

"Kami sudah diskusi untuk segera memperbaiki sistem pelatihan atlet, bagaimana sistem prestasi yang baik untuk tahun depan. Jadi kita sudah ambil beberapa keputusan yang penting," ujarnya.

(Baca juga: SEA Games 2017, Menpora Evaluasi Total Seluruh Cabang Lomba)

Tak berbeda, Kepala Sekretariat Wakil Presiden RI, Mohamad Oemar mengatakan bahwa Wapres menginginkan manajemen olahraga yang tidak berbelit-belit.

"Bapak mau sistem yang se-direct mungkin, enggak muter-muter dibirokrasi. Artinya birokrasinya juga harus sudah siap. Karena Presiden dan Wapres menilai terlalu birokratis, terlalu panjang," kata Oemar.

Oemar juga enggan menyalahkan sepenuhnya Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) di SEA Games Malaysia lalu yang gagal memenuhi ekspektasi.

Sebab, kata dia, banyak badan organisasi olahraga di Tanah Air yang harus bertanggung jawab juga.

"Macam-macam kan, ada KOI, KONI, Satlak Prima. Di bawahnya ada Pengurus Besar (PB) lagi. Semua kan akhirnya mengelola administrasi," ujar Oemar.

Seharusnya, kata dia, kewenangan untuk mengatur anggaran yang efektif dan efisien demi kebutuhan atlet itu sepenuhnya kewenangan PB masing-masing cabang olahraga.

"Harusnya, tapi kan tetap harus ke Kemenpora yang mengelola. Kemenpora bagaimana sampai ke atlet yang paling efektif, efisien, akuntabel maksimal dari segi manfaatnya," kata dia.

"Ke depan perlu ada regulasinya dulu. Yang sudah ada mungkin harus direvisi, perpres atau PP yang mengatur tentang itu harus diperbaiki segera. Karena administrasi ini long term, untuk pembinaan dan seterusnya," tutur Oemar.

Kompas TV Ganda putra Indonesia gagal mempertahankan raihan emas tiap Sea Games. Tunggal putri juga menyerah kepada tuan rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com