JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta dukungan Nahdlatul Ulama untuk merespons persoalan kekerasan terhadap kaum Muslim Rohingya di Rakhine State, Myanmar.
Pada Selasa (5/9/2017) siang ini, Jokowi mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj ke Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Pertama, minta dukungan NU sikap pemerintah terhadap tragedi kemanusiaan di Rohingnya," kata Said Aqil, seusai pertemuan.
Menurut Aqil, dalam pertemuan itu, Jokowi memaparkan berbagai hal yang sudah dilakukan pemerintah.
Baca: Temui Otoritas Myanmar, Menlu Retno Tawarkan Solusi untuk Warga Rohingya
Salah satunya, pemerintah sudah membantu membangun sekolah di wilayah Rakhine State tempat warga Rohingya bermukim.
Pemerintah juga berniat membangun rumah sakit senilai Rp 50 miliar.
"Itu pun Presiden mengatakan, tidak banyak dipublikasikan. Enggak usah pamer katanya," kata Aqil.
Aqil menyebutkan, Jokowi juga menjelaskan, langkah pemerintah yang telah mengirim Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Myanmar.
Baca: Kapolri: Isu Rohingya Digoreng untuk Menyerang Pemerintahan Jokowi
Retno sudah bertemu dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing di Nay Pyi Daw dan meminta agar kekerasan terhadap kaum Rohingya segera dihentikan.
"Kalau sampai tidak didengar, misi yang dibawa Bu Retno ini, barangkali Dubes Myanmar bisa dipanggil," ujar Said Aqil.