Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Novel Baswedan untuk Presiden Jokowi

Kompas.com - 05/09/2017, 09:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior KPK Novel Baswedan tetap mrnginginkan dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Oleh karena itu, ia meminta agar Presiden Joko Widodo mau membentuk tim tersebut.

"Saya harap Presiden Jokowi berkenan membentuk TGPF. Kami berharap ke depan perjuangan untuk berantas korupsi jadi perjuangan yang punya harapan," ujar Novel dalam wawancara eksklusif dengan Aiman di Kompas TV, Senin (4/9/2017) malam.

Jika dibiarkan, kata Novel, seolah-olah pemerintah akan mengurangi, bahkan membuat sirna upaya pemberantasan korupsi dengan serius. Ia menyebut masih banyak korupsi yang levelnya lebih tinggi dari kasus-kasus yang ditangani KPK selama ini.

"Korupsi sangat besar, banyak. Kalau tidak serius pengungkapannya, bagaimana bisa perlawanannya bisa serius," kata Novel.

(Baca: Novel Sebut Direktur Penyidikan Halangi Pemeriksaan Polisi di KPK)

Novel meyakini Polri tidak akan mampu mengusut tuntas kasus tersebut karena diduga ada jenderal polisi yang terlibat. Ia telah membeberkan ke penyidik soal ciri-ciri orang yang menyerangnya dan dugaannya mengarah ke siapa.

Namun, kara Novel, penyidik yang memeriksanya langsung menyangkal bahwa itu pelakunya. Karena itulah, Novel hanya menaruh harapan pada tim independen yang diharapkan dibentuk oleh presiden.

"Bisa kita nilai ketika ada penyidikan berlangsung. Setelah sekian lama apakah ada proses yang profesional, yang baik? Saya tidak lihat itu," kata Novel.

"Ketika pelaku lapangan saja tidak diungkap, bagaimana kita bisa yakin bahwa pelaku di atasnya bisa diungkap?" lanjut dia.

(Baca: Novel Sebut Direktur Penyidikan Halangi Pemeriksaan Polisi di KPK)

Novel mengatakan, jika sindikat kejahatan itu dibiarkan merajalela, maka ke depan bisa saja perbuatannya semakin seenaknya sendiri. Setelah melumpuhkan penyidik korupsi, kata Novel, dikhawatirkan ada langkah lain untuk membuat korupsi semakin masif.

"Saya harap apabila ke depan Bapak Presiden melakukan langkah yang kuat dalam mendorong dan mendukung pemberantasan korupsi, maka akan bisa jadi suplemen terhadap langkah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diupayakan bapak presiden di negara kita," kata Novel.

Sebelumnya, istri Novel, Rina Emilda telah mengirim surat permohonan untuk bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo ke Istana Presiden pada 21 Agustus 2017 lalu.

Emilda ingin menyampaikan sejumlah informasi kepada Presiden dari sisi keluarga mengenai kasus Novel. Ia juga ingin menyampaikan suasana batinnya akibat kasus yang menimpa suaminya.

Kompas TV Rina Emilda, istri Novel Baswedan berharap pemerintah segera tindak lanjuti tim gabungan pencari fakta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Nasional
Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com