Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Khusus Presiden Usul Pendekatan Adat-Spiritual Digunakan di Papua

Kompas.com - 04/09/2017, 16:25 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu dengan Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2017).

Dalam pertemuan tersebut keduanya membicarakan soal keamanan di Papua terkait upaya pemerintah mengupayakan pembangunan infrastruktur.

"Tadi bicara soal keamananan Papua. Kalau aman, pembangunan juga akan aman. Saya sebagai staf perlu memberikan masukan supaya tidak ada perbedaan antara Jawa dan Papua," ujar Lenis usai pertemuan.

Lenis mengakui pendekatan keamanan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini kurang tepat. Pasalnya, kekerasan bahkan pembunuhan yang dialami masyarakat Papua masih terus terjadi.

Terakhir, dalam kasus penembakan warga di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua, pada Selasa (1/8/2017). Peristiwa tersebut menyebabkan salah satu warga korban penembakan, Yulius Pigai meninggal dunia.

(Baca juga: Wiranto Heran Penembakan di Deiyai Diberitakan sebagai Pelanggaran HAM)

Menurut Lenis, saat ini pemerintah tengah mengupayakan perubahan pendekatan keamanan di Papua.

"Konsep yang sekarang belum terlambat diubah ya. Kita masih bisa, jadi sekarang presiden tiga kali ke Papua itu kan tujuannya agar Papua (pembangunannya) sama dengan Jawa," ucapnya.

Lenis mengusulkan pendekatan keamanan di Papua dilakukam melalui pendekatan adat dan spiritual. Aparat keamanan yang akan dikirim ke Papua pun, kata Lenis, harus dibekali dengan pengetahuan mengenai karakter dan budaya masyarakat Papua.

"Karakter orang Wameda dengan karakter Deiyai beda. Orang pantai dengan orang gunung beda," ucap Lenis.

"Jadi, sebelum dikirimkan ke Papua harus ada pelatihan spiritual. Kasih itu diajarkan. Polisi itu diajarkan. Kan senjata itu untuk melindungi rakyat dari musuh-musuh dari luar yang masuk," tuturnya.

(Baca juga: Kontras: 44 Korban Terluka dan 3 Tewas karena Kekerasan Polisi di Papua)

Menurut Lenis, setiap suku di Papua memiliki karakter yang berbeda, dengan demikian pendekatan keamanan pun harus dilakukan dengan berbeda.

Selain itu, Lenis juga menegaskan bahwa pendekatan melalui cara-cara kekerasan justru menghambat pembangunan di Papua.

"Saya sedang usulkan, tugas TNI-Polri di Papua, harus dilatih dengan pendekatan adat. Dan pendekatan adat. Dan pendekatan adat, dengan hati. Yang tadi belajar spiritual, belajar rohani jasmani, bagaimana mengasihi dirinya sendiri," ujar Lenis.

"Membaca konflik Papua harus dengan hati, jangan hanya pikiran dan badan, tenaga tapi mulai dari hati. Kalau berangkat dari hati akan ada kasih, tidak ada perbedaan hitam putih," ucapnya.

Kompas TV Pasca-kerusuhan di Timika, Papua, kondisi keamanan berangsur kondusif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com