JAKARTA, KOMPAS.com - Momen hari raya Idul Adha tidak hanya dimaknai sebagai ritual ibadah keagamaan bagi umat Islam.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, ada makna yang begitu luas di balik perayaan hari raya kurban.
Said mengatakan, di dalam Islam ibadah tidak hanya dimaknai sebagai hubungan spiritual antara manusia dengan Tuhan.
Namun, beribadah juga bisa diartikan sebagai sarana untuk memperbaiki hubungan horizontal, antara manusia dengan sesamanya.
Baca: Wali Kota Tegal Rayakan Idul Adha di Tahanan Bersama Putra-putri
Dia pun mencontohkan hari raya Idul Adha yang menjadi pengingat bahwa manusia harus memiliki kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitarnya.
"Idul Adha itu artinya hari raya kurban. Ada simbol kepedulian sosial terhadap sesama di sana," ujar Said Aqil saat ditemui di Pesantren Al-Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (31/8/2017).
"Ibadah dalam Islam itu bukan hanya ibadah vertikal saja tapi lebaran hari raya yang semua umat bergembira, seluruh umat Islam harus ikut bergembira. Minimal hari ini ikut makan daging. Semua makan, jangan ada yang tidak makan," kata dia.
Momen Idul Adha, lanjut Said Aqil, juga menjadi penanda tingginya tingkat toleransi masyarakat Indonesia.
Di beberapa daerah seperti di Jawa Timur, tidak jarang umat non-Muslim ikut meramaikan hari raya kurban dengan ikut menyumbangkan kambing dan sapi untuk dikurbankan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.