Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Kurban Digital dan Tombo Ati

Kompas.com - 31/08/2017, 15:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

SUDAH jamak bahwa selain bisa donasi kurban secara digital melalui aplikasi mobile, umat Muslim kekinian di Indonesia bisa juga menjadi peternak kambing dan atau sapi dengan menjadi investor pada pihak ketiga tepercaya yang memfasilitasi ke peternak rakyat.

Ada berbagai skema dan pilihan menarik. Kita cukup menyentuh layar sentuh ponsel cerdas kita untuk kemudian transfer guna memiliki ternak tersebut. Tanpa perlu memberi pakan ke kandang, repot cari rumput, maka ternak dibesarkan agar kelak menjadi adhohi.

Sebagai mudhohi (orang yang berkurban), pilihan ke kita pada hari ini tidak saja kian praktis, tetapi juga tranformatif. Misalnya melalui Angon Apps, maka kita bisa memiliki sendiri (tanpa repot memelihara) agar kemudian jadi hewan kurban pada 10-13 Dzulhijjah ke depan.

Serupa tapi tak sama, saya teringat ayahanda sendiri di Cianjur yang jika ada safar, maka perangkat personal ibadah banyak dibawa. Terutama adalah kompas kiblat, sehingga tak ragu akan posisi rujukan utama saat shalat--selain membawa mushaf, tasbih, majmu syarif, dan sebagainya.

Tahun 2017 ini, kita sudah jamak melihat bahwa tranformasi ubudiyyah membuat kita makin sering melihat orang yang bukan hanya khusuk membaca ayat demi ayat melalui e-Quran, tetapi juga terdengar bunyi azan singkat setiap kali waktu shalat tiba.

Bukan hanya itu, smartphone pun bisa pula berfungsi sebagai kompas akurat--seperti diperlihatkan aplikasi semacam Muslim Pro. Di saat bersamaan, ponsel bisa menyimpan sembilan buku hadis utama hingga tafsir fenomenal Ibnu Katsir yang mencapai 30 buku.

Demikianlah sifat dasar teknologi informasi komunikasi (TIK), yang bisa melakukan kreasi, modifikasi, hingga amplikasi informasi dan proses dengan percepatan kerap lebih dari yang disangkakan sebelumnya.

TIK tak lagi semata meringkaskan byte dan size dari berbagai literatur panduan akidah, fikih, muamalah, hingga tarikh. Lebih dari itu, kehadirannya juga mampu bergerak proaktif dalam mendawamkan ibadah keseharian banyak Muslim.

Persoalannya kemudian, dengan segala kemudahan dan kekuatannya tadi, tak semua kemudian terungkit bergerak. Alih-alih mau dan mampu mendayagunakan TIK dan gawai miliknya, potensi berkurban masih jauh dari inisiatif apalagi tekad sekalipun dompet mampu.

Gawai masih kerap menjadi alat boros konsumsi bandwith dan nirfaedah karena waktu habis berbincang tak jelas pada banyak grup komunikasi instan. Atau pula, berselancar di media sosial, meloncat dari satu akun ke akun lain tanpa manfaat yang kasat mata pun tampak.

TIK bukan makin mendekatkan pada Illahi Rabbi, pada kemuliaan siang-siang terbaik dalam 10 hari awal Dzulhijjah, pada jiwa pengorbanan agung seperti yang dipertontonkan Ibrahim As yang tetap terbukti imannya sekalipun serial ujian telah diterima sebelumnya.

Gawai dan TIK malah memerosokkan diri, yang jatuh kian berkubang, bahkan ironis banyak yang tak berniat maksiat pun akhirnya terjerembab karena berangkat dari penasaran. Lebih parah lagi yang jadi kena dosa kolektif karena tak henti share konten negatif.

Maka itu, penting bagi kita untuk memastikan diri sekaligus mengajak kian banyak yang beribadah melalui asbab daring, terutama kurban digital pada momen emas mendekati wukuf dan Idul Adha ini. Setidaknya bagi penulis, hal itu bisa disiasati dengan strategi tombo ati.

Kearifan lokal yang kerap dinyanyikan sebagai pepeling (nadoman) saat penulis kecil di Masjid Alhikmah, Warujajar, Cianjur, ini tetap relevan soal pentingnya berikhtiar dalam mengungkit maupun memelihara hati pada motivasi beribadah--termasuk di Bulan Rayagung ini.       

Moco Quran lan maknane (baca Al Quran dan maknanya)
Shalat wengi lakonono (shalat malam dirikanlah)
Wong kang sholeh kumpulono (berkumpullah dengan orang saleh)
Kudu weteng ingkang luwe (perbanyaklah berpuasa)
Zikir wengi ingkang suwe (zikir malam perpanjanglah)

Sungguh menarik petuah ulama dan salafus shalihin tempo dulu. Karena, jika kita bisa mengerjakan salah satu saja dari lima itu secara persisten dan teguh, maka Gusti Allah njembatani (Allah SWT akan mencukupkan getar iman dalam kalbu kita).

Semoga kita terus menjadi umat Muslim yang memanfaatkan gawai dan TIK agar kian dekat dan lekat pada-Nya. Semoga aplikasi ponsel cerdas kita bisa menjadi wasilah dalam beribadah makin mudah, praktis, dan berkualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com