Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Sejumlah Tantangan dalam Lindungi Kebebasan Beragama

Kompas.com - 29/08/2017, 17:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Metro Jaya Kombes Pol Merdisyam mengatakan, polisi melihat ancaman kesatuan bangsa dalam konflik kekerasan beragama.

Oleh karena itu, Polri berupaya bersikap netral dan mampu melindungi kelompok mayoritas maupun minoritas. Polri harus bertindak cepat menghadapi tantangan yang memicu konflik tersebut.

Salah satu tantangan yang dimaksud yakni penolakan kelompok agama tertentu atas pendirian atau penempatan rumah ibadah suatu agama oleh penganut agama lain.

"Dari kasus 2012 sampai 2017 rata-rata penolakan gereja," ujar Merdisyam dalam diskusi di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

(Baca juga: Komnas HAM Sebut Isu Intoleransi Beragama Kerap Jadi Senjata Politik)

Konflik yang baru saja terjadi yakni pembangunan gereja Santa Clara di Bekasi. Pendirian gereja tersebut menghadapi berbagai perlawanan dari masyarakat setempat selama bertahun-tahun.

Puncaknya, sekelompok masyarakat melakukan perlawanan ke polisi yang berjaga di sekitar gereja. Karena perlawanan itu, polisi melakukan tindakan tegas.

Namun, kata Merdisyam, tindakan polisi itu justru diputarbalikkan. Polisi dianggap bertindak represif dengan menyerang masyarakat.

"Setelah tindakan hukum secara tegas, kita bisa timbulkan kesadaran ke masyarakat. Sekarang tidak ada masalah, bisa berjalan baik dan dapat apresiasi internasional," kata dia.

Selain itu, sikap intoleransi bisa timbul karena keberadaan organisasi masyarakat keagamaan yang atif mendukung dan memfasilitasi masyarakat menyikapi berbagai masalah keagamaan.

Segelintir masyarakat, kata Merdisyam, masih saja mudah dipengaruhi oleh kelompok yang mengatasnamakan agama.

"Baru saja kita lewati situasi Pilkada DKI. Itu telah menyebabkan polarisasi dan mengotak-kotakkan masyarakat yang masih dirasakan saat ini," kata dia.

(Baca juga: Polri: Intoleransi adalah Cikal Bakal Terorisme)

Merdisyam mengatakan, media sosial punya andil besar dalam ancaman kebebasan keberagaman dan berkeyakinan. Informasi hoaks di media sosial sulit dibendung.

Apalagi masih banyak masyarakat yang mudah dengan informasi simpang siur.

"Medsos sangat besar sekali yang dapat begitu mrmancing dan memicu reaksi masyarakat," kata Merdisyam.

"Ada pula kepentingan ekonomi dan politik di balik isu keagamaan tersebut," ucap dia.

Kompas TV Pentingnya Menjaga Semangat Menjaga Keragaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com