JAKARTA, KOMPAS.com - Antonius Tonny Budiono, Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan yang menjadi tersangka atas dugaan menerima suap disebut jarang berada di rumah.
Suroto, ketua RT 04 yang juga tetangga Tonny mengatakan bahwa biasanya Tonny berada di rumah dari Senin hingga Jumat sepulangnya bekerja, yakni pada malam hari. Namun ketika akhir pekan, Tonny sering tak berada di rumah.
Menurut Suroto, Tonny menghabiskan waktu bersama keluarga dari anak sulungnya yang tinggal di bilangan Bintaro, Jakarta, yakni M.
"Mungkin Sabtu-Minggu di sana, sama anaknya," kata Suroto saat ditemui di kediamannya di Mess Perwira Bahtera Suaka, RT 04, RW 01, Gunung Sahari Raya Nomor 65, Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2017).
Oleh karena itu, menurut Suroto, Tonny jarang bersosialisasi dengan tetangga lain, termasuk dirinya. Namun demikian, menurut Suroto, Tonny merupakan warga yang baik. Jika bertemu, Tonny tidak segan untuk menyapa atau menyahut sapaan orang lain.
(Baca: Geledah Rumah Dirjen Hubla, KPK Sita Buku Tabungan, Keris, hingga Batu Akik)
Suroto mengatakan, sejak tinggal di Mess Perwira Bahtera Suaka, Tonny enggan menerima tamu di rumah.
"Kalau pun waktu masih ada istrinya juga paling bilang urusan kantor di sana saja," kata dia.
Meskipun tak menyaksikan langsung, namun Suroto mengaku terkejut saat mengetahui adanya penangkapan terhadap Tonny pada Rabu (23/8/2017) malam. Apalagi, juga ditemukan 33 tas yang berisi uang senilai Rp 20,74 miliar.
"Saya juga kaget. Saya lagi enggak ada di rumah, saya dikasih tahu istri saya, katanya 'Pak Tonny dibawa'," kata Suroto.
(Baca: Diduga Terima Suap Rp 20,74 Miliar, Berapa Harta Dirjen Hubla Kemenhub?)
Selama ini, menurut Suroto, tak ada kejanggalan di rumah Tonny. Dirinya juga belum pernah melihat adanya orang-orang asing yang tak dikenal datang atau bertamu ke rumah Tonny.
Suroto menambahkan, Tonny tinggal sendirian di Mess setelah istrinya, yakni SL meninggal dunia. Keluarga anak sulungnya tinggal di Bintaro, Jakarta. Sedangkan anak bungsunya, yakni HP tinggal di Bandung, Jawa Barat.
"Masih kuliah atau sudah lulus, saya enggak tahu. Datangnya sekali-sekali," kata Suroto.
Tonny diamankan KPK pada Rabu (23/8/2017) malam. Ia diduga menerima suap dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama, Adiputra Kurniawan.
Suap tersebut terkait proyek pengerukan di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah. Saat penangkapan, KPK juga menggeledah rumah Tonny. KPK menemukan 33 tas yang berisi uang senilai Rp 20,74 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.