Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Hubla Kemenhub yang jadi Tersangka Kerap Tak Ada di Rumah

Kompas.com - 25/08/2017, 15:15 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Antonius Tonny Budiono, Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan yang menjadi tersangka atas dugaan menerima suap disebut jarang berada di rumah.

Suroto, ketua RT 04 yang juga tetangga Tonny mengatakan bahwa biasanya Tonny berada di rumah dari Senin hingga Jumat sepulangnya bekerja, yakni pada malam hari. Namun ketika akhir pekan, Tonny sering tak berada di rumah.

Menurut Suroto, Tonny menghabiskan waktu bersama keluarga dari anak sulungnya yang tinggal di bilangan Bintaro, Jakarta, yakni M.

"Mungkin Sabtu-Minggu di sana, sama anaknya," kata Suroto saat ditemui di kediamannya di Mess Perwira Bahtera Suaka, RT 04, RW 01, Gunung Sahari Raya Nomor 65, Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2017).

Oleh karena itu, menurut Suroto, Tonny jarang bersosialisasi dengan tetangga lain, termasuk dirinya. Namun demikian, menurut Suroto, Tonny merupakan warga yang baik. Jika bertemu, Tonny tidak segan untuk menyapa atau menyahut sapaan orang lain.

 

(Baca: Geledah Rumah Dirjen Hubla, KPK Sita Buku Tabungan, Keris, hingga Batu Akik)

Suroto mengatakan, sejak tinggal di Mess Perwira Bahtera Suaka, Tonny enggan menerima tamu di rumah.

"Kalau pun waktu masih ada istrinya juga paling bilang urusan kantor di sana saja," kata dia.

Meskipun tak menyaksikan langsung, namun Suroto mengaku terkejut saat mengetahui adanya penangkapan terhadap Tonny pada Rabu (23/8/2017) malam. Apalagi, juga ditemukan  33 tas yang berisi uang senilai Rp 20,74 miliar.

"Saya juga kaget. Saya lagi enggak ada di rumah, saya dikasih tahu istri saya, katanya 'Pak Tonny dibawa'," kata Suroto.

 

(Baca: Diduga Terima Suap Rp 20,74 Miliar, Berapa Harta Dirjen Hubla Kemenhub?)

Selama ini, menurut Suroto, tak ada kejanggalan di rumah Tonny. Dirinya juga belum pernah melihat adanya orang-orang asing yang tak dikenal datang atau bertamu ke rumah Tonny.

Suroto menambahkan, Tonny tinggal sendirian di Mess setelah istrinya, yakni SL meninggal dunia. Keluarga anak sulungnya tinggal di Bintaro, Jakarta. Sedangkan anak bungsunya, yakni HP tinggal di Bandung, Jawa Barat.

"Masih kuliah atau sudah lulus, saya enggak tahu. Datangnya sekali-sekali," kata Suroto.

Tonny diamankan KPK pada Rabu (23/8/2017) malam. Ia diduga menerima suap dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama, Adiputra Kurniawan.

Suap tersebut terkait proyek pengerukan di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah. Saat penangkapan, KPK juga menggeledah rumah Tonny. KPK menemukan 33 tas yang berisi uang senilai Rp 20,74 miliar.

Kompas TV Operasi Tangkap Tangan di bulan suci Ramadhan bukanlah yang pertama terjadi. Berikut sejumlah OTT KPK saat bulan Ramadhan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com