JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga konsultan media dan politik "Panggung Indonesia" memberikan penghargaan kepada 10 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang dianggap memiliki kinerja baik.
Chief Executive Officer Panggung Indonesia (PI) Ichwanudin Siregar mengakui, penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada wakil rakyat.
Meskipun, kinerja DPR saat ini tak mendapatkan apresiasi positif.
Menurut dia, 80 persen dari total jumlah anggota DPR RI yang mencapai 560 orang berkinerja buruk, tetapi tersisa 20 persen lainnya yang berkinerja baik.
"Kami apresiasi karena tidak adil kalau DPR selalu dicap buruk. Masak iya dari 560 anggota DPR tidak ada yang baik," kata Ichwan, di Jakarta, Rabu (16/8/2017).
Baca: Di Tengah Kritik terhadap Wakil Rakyat, Jokowi Puji Kinerja DPR
Ichwan mengatakan, survei internal dan independen dilakukan lembaganya selama tiga bulan terakhir.
Survei tersebut untuk memilah dan memilih para wakil rakyat yang memenuhi tiga kriteria yang ditetapkan lembaganya.
Tiga kriteria itu, pertama, tidak memiliki kontroversi karena diduga terlibat kasus korupsi; kedua, volume kehadiran yang tinggi dalam setiap rapat di DPR, baik di komisi maupun alat kelengkapan DPR lainnya, dan ketiga, aspiratif sering turun ke konstituen.
"Jadi kami tidak melibatkan publik. Kami hanya melibatkan tim kami di DPR. Ini murni survei yang digelar internal kami. Pertama kami seleksi 560 anggota menjadi 100, kemudian 30 dan akhirnya menjadi 10," ujar dia.
Ke-10 anggota dewan yang mendapatkan penghargaan tersebut:
1. Firman Soebagyo (Fraksi Golkar)
2. Lukman Edy (Fraksi PKB)
3. Taufik Kurniawan (Fraksi PAN)
4. Ahmad Basarah (Fraksi PDI-P)
5. Herman Khaeron (Fraksi Demokrat)
6. Martin Hutabarat (Fraksi Gerindra)
7. Zulkieflimansyah (Fraksi PKS)
8. Reni Marlinawati (Fraksi PPP)
9. Nurdin Tampubolon (Fraksi Hanura)
10. Jhonny G Plate (Fraksi Nasdem).
Menanggapi penghargaan yang diterimanya, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Lukman Edy mengatakan, pada dasarnya ia tak terlalu senang menerima penghargaan ini.
"Kami sebenarnya tak terlalu senang dikasih penghargaan begini. Tapi yang kasih penghargaan pernah di DPR, makanya kami terima. Kalau kembaga lain yang tak pernah di DPR akan kami tolak," kata Lukman.
Ia mengklaim, tak hanya sekali ini DPR mendapatkan penghargaan.
Masih banyak penghargaan lain yang ditolak karena dianggap tak paham kerja DPR.
"Selama ini kami lihat ada beberapa kali penghargaan, tapi kami enggak kenal," kata Lukman.
Lukman menyebutkan, penghargaan tersebut akan dijadikan pelecut kinerja DPR ke depan agar lebih baik.
Ia mengakui, mayoritas publik menilai parlemen sebagai lembaga yang tidak produktif dan koruptif.
"Kami ini masih berjuang ingin menghapus image 'malaikat' di tengah kampung maling. Ini sudah benar, tidak ada pesanan, cukup objektif, clear," ujar dia.
Sementara itu, pengamat politik dari UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, wajar jika publik mempertanyakan indikator para wakil rakyat ini menerima penghargaan.
"Citra dan sentimen DPR di publik lebih banyak yang buruk daripada yang bagus. Itu karena publik bisa jadi tidak tahu apa yang dikerjakan DPR. Apa prestasi DPR," kata Pangi.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi pemberian penghargaan tersebut.
Pangi berharap penghargaan itu bisa menetralisir sentimen negatif terhadap DPR menjadi lebih positif.
"Berat angkat payung citra negatif. Terlalu menancap. Bagaimana 10 orang anggota DPR bisa kembali membangkitkan distrust menjadi trust masyarakat," kata dia.
"Memang citra DPR itu dibangun juga dari legislasi. Karena target pembuatan Undang-undang belum tercapai maksimal. Makanya DPR jadi perbincangan publik. Tapi kita tak bisa tutup mata apa saja prestasi DPR," kata dia.