Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Habibie Buka "Keran" Demokrasi Pasca-Soeharto Lengser...

Kompas.com - 15/08/2017, 21:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie bercerita saat awal-awal Presiden Soeharto lengser. Saat itu, ia menceritakan banyak mendapat masukan dari berbagai pihak untuk mengambil kebijakan.

Kurang dari 24 jam Soeharto "lengser keprabon", Habibie mengaku didatangi berbagai pihak.

"Waktu Pak Harto lengser itu saya dapat laporan dari empat angkatan (TNI dan Polri), dari Menteri Luar Negeri, dari Menteri Dalam Negeri, dari keluarga besar Golkar, dari Pangab, dari pimpinan DPR, dari pimpinan MPR," kata Habibie saat menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Selasa (15/8/2017).

"Sepuluh masukannya. Itu tidak satu, bingung dong," ucap dia.

Merasa kurang mendapat masukan yang obyektif, ia pun memutar otak untuk menjalankan pemerintahan darurat yang dipimpinnya.

Habibie akhirnya memutuskan untuk mencari masukan langsung dari publik, termasuk dari pihak yang berseberangan darinya. Caranya, ia membuka keran demokrasi seluas-luasnya, utamanya kebebasan pers.

"Terus saya bilang bagaimana ya. Saya tidak tahu siapa yang benar. Karena garbage in, garbage out. Apa saya buat? Saya panggil Pak Wiranto, boleh cek. Hei, mulai sekarang tiap orang boleh berbicara seenaknya saja. Tiap orang boleh membuat surat kabar, tidak usah pakai izin," tutur Habibie.

(Baca juga: Cerita Habibie dan Pesan Persatuan...)

Selain itu, ia juga membebaskan para tahanan politik seperti Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan. Tujuannya sama, Habibie ingin memperoleh masukan secara terbuka.

Habibie menceritakan saat itu Jaksa Agung justru kaget mendengarnya karena dua nama tersebut merupakan penentang utama pemerintah.

"Saya bilang semua yang berbeda pendapat kecuali yang ditahan berdasarkan ketetapan MPR, saya tidak berhak. Tahu bagaimana? Mereka langsung demo Habibie," ujar dia.

"Saya bilang, kalau dia berencana bunuh saya, silakan. Selama dia belum act, dia tidak bersalah. Saya punya intel juga sebagai yang berkuasa. Dengan melepaskan mereka tanpa disadari yang terjadi mereka mulai bertentangan dan masyarakat bisa menentukan (mana yang benar)," tutur Habibie.

Kompas TV Megawati, BJ Habibie dan SBY Jadi Pembicara di LIPPI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com